senyum dan semangat
Selasa, 03 September 2013
Minggu, 18 Agustus 2013
Selasa, 16 Juli 2013
Kamis, 23 Mei 2013
kontribusi media terhadap proses pembelajaran
kontribusi media dalam proses pembelajaran
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Proses Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses
komunikasi. Pengalaman menunjukkan bahwa dalam komunikasi ini sering terjadi
penyimpangan–penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan
efisien. Penyebab penyimpangan komunikasi dalam proses pembelajaran,
ketidaksiapan siswa, kurangnya minat, kegairahan siswa dan lain–lain.
Salah satu upaya untuk mengatasi hal–hal tersebut di atas
ialah kontribusi media dalam proses pembelajaran. Ini disebabkan karena fungsi
media dalam proses pembelajaran adalah sebagai penyaji stimulus dan untuk
meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi. Juga dalam hal–hal tertentu
media mempunyai nilai–nilai praktis yang sangat bermanfaat baik bagi siswa
maupun guru. Bagi siswa media yang dipersiapkan dengan baik, didesain dan
digambarkan dengan warna–warni yang serasi dapat menarik perhatian untuk
berkonsentrasi pada materi yang sedang disajikan sehingga membangkitkan
keinginan dan minat baru untuk belajar. Dengan media guru juga dapat mengatur
kelas sehingga waktu belajar dapat dimanfaatkan dengan efisien. Manfaat yang
lain adalah media dapat dirancang sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran
dapat terjadi kapan saja dan dimana saja tanpa tergantung kepada keberadaan seorang
guru..
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian media pembelajaran?
2. Macam-macam media pembelajaran?
3. Prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran?
4. Kontribusi Media terhadap prose pembelajaran ?
5. Mamfaat Media dalam proses pembelajaran ?
C. Tujuan
1. Untuk memahami
pengertian media pembelajaran
2. Untuk
mengetahui macam-macam media pembelajaran
3. Untuk mengetahui dan memahami prinsip-prinsip pemilihan
media
pembelajaran
4. Untuk mengetahui konstribusi media terhadap proses
pembelajaran
5. Memahami mamfaat Media terhadap proses pembelajaran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
· Pengertian
media Pembelajaran
Menurut Hamalik menyatakan bahwa media pendidikan atau media
pembelajaran adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih
mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses
pendidikan dan pengajaran disekolah. (Hamalik. Media Pendidikan. Bandung :
Sinar Baru. 1994. Hlm 12), dan Menurut Danim menyatakan bahwa media atau
pendidikan media pembelajaran merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap
yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa
dengan peserta didik. (Sudarman, Danim. Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta :
Bumi Aksara,. 1995. Hlm 97), sedangkan Menurut Wildbur schraman menyebutkan
bahwa media adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk
keperluan instruksional. Serta menurut Lislie. J. Briggs menjelaskan bahwa
media adalah sarana fisik untuk menyampaikan materi atau isi pengajaran,
seperti buku, film, slide dan lain-lain. (Soetomo. Dasar-Dasar Interaksi
Belajar Mengajar. Surabaya : Usaha Nasional. 1993. Hlm 197)
· Macam Macam
Media Pembelajaran
1. Media
Nonelektronik
Media Cetak
Media cetak adalah media yang dibuat atau dituangkan dalam
bentuk tulisan, gambar-gambar, dan lain lain. Media cetak pada dasarnya hanya
menampilkan simbol-simbol tertentu yaitu huruf (simbol bunyi) (Ali, 1984).
2. Media Elektronik
Media elektronik
adalah sebuah media yang menyampaikan sesuatu, yang
berbentuk elektronik.
· Prinsip
prinsip pemilihan media pembelajaran
Prinsip pemilihan media pembelajaran menurut Harjanto (1997
: 238) yaitu:
1. Tujuan,
2. Keterpaduan (validitas),
3. Keadaan peserta didik,
4. Ketersediaan,
5. Mutu teknis,
6. Biaya.
· Mamfaat
media dalam proses pembelajaran
Manfaat media dalam proses pembelajaran secara umum adalah
memperlancar proses interaksi antara guru dan siswa untuk membantu siswa
belajar secara optimal. Lebih khusus manfaat media diidentifikasikan oleh Kemp
dan Dayton (1985) sebagai berikut :
1. Penyampaian
materi dapat diseragamkan
2. Proses
instruksional menjadi lebih menarik
3. Proses
belajar siswa menjadi lebih interaktif
4. Jumlah
waktu belajar-mengajar dapat dikurangi
5. Kualitas
belajar siswa dapat ditingkatkan
6. Proses
belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja
7. Sikap positif
siswa terhadap meteri belajar maupun tehadap proses
belajar
itu sendiri dapat ditingkatkan
8. Peran guru
dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif.
BAB 111
PEMBAHASAN
A. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses
belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pembelajaran sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber,
lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran /
pelatihan.
Pengertian media pembelajaran menurut para ahli, yaitu
· Hamalik
menyatakan bahwa media pendidikan atau media pembelajaran adalah alat, metode
dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan
interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran
disekolah. (Hamalik. Media Pendidikan. Bandung : Sinar Baru. 1994. Hlm 12)
· Danim
menyatakan bahwa media atau pendidikan media pembelajaran merupakan seperangkat
alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka
berkomunikasi dengan siswa dengan peserta didik. (Sudarman, Danim. Media
Komunikasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara,. 1995. Hlm 97)
· Wildbur
schraman menyebutkan bahwa media adalah teknologi pembawa pesan yang dapat
dimanfaatkan untuk keperluan instruksional.
· Lislie. J.
Briggs menjelaskan bahwa media adalah sarana fisik untuk menyampaikan materi
atau isi pengajaran, seperti buku, film, slide dan lain-lain. (Soetomo.
Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya : Usaha Nasional. 1993. Hlm
197)
· Heinich dkk
mengatakan bahwa medium sebagai perantara mengantarkan informasi antara sumber
dan penerima pesan. (Azhar Arsyad. Media Pembelajaran. Jakarta : Raja grafindo
Persada. 2002. Hlm 4)
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Media
pembelajaran merupakan bahan atau alat yang digunakan oleh seorang pengajar
untuk membantu proses penyampaian pesan dan informasi, kepada para peserta
didik supaya proses pembelajaran berlangsung dengan lebih baik, karena akan
terjadi stimulus dan respon dalam proses belajar mengajar.
B. Macam-Macam Media Pembelajaran
Pada proses pembelajaran ada banyak media yang bias di
gunakan oleh pengajar, seorang guru dapat memilih apa media pembelajaran yang
dapat digunakan dan bagaimana pemilihan cara penerapan media tersebut supaya
lebih efektif. Dan Macam-macam media yang dapat digunakan adalah :
1. Media
Nonelektronik
a. Media Cetak
Media
cetak adalah media yang dibuat atau dituangkan dalam bentuk tulisan,
gambar-gambar, dan lain lain. Media cetak pada dasarnya hanya menampilkan
simbol-simbol tertentu yaitu huruf (simbol bunyi) (Ali, 1984). Dari macam-macam
media cetakan tersebut di atas, Contoh media cetak seperti buku, majalah,
koran, dll
a. Buku adalah
merupakan sarana yang penting bagi berlangsungnya proses belajar mengajar.
Karena pada hakekatnya penggunaan media buku dalam proses belajar mengajar
adalah bertujuan untuk mempermudah siswa belajar (Purwodarminto,1986).
b. Majalah
Majalah
merupakan sarana untuk menggugah minat siswa terhadap suatu masalah pada masa
lampau atau masa sekarang. Majalah ini memuat aneka peristiwa baik tentang
pengembangan di bidang pendidikan, juga memuat tentang artikel-artikel mengenai
peristiwa sejarah pada masal lampau. Hal ini merupakan bahan penunjang bagi
siswa dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.
c. Koran
Sedangkan
Koran juga merupakan sarana penunjang mata pelajaran seja
rah,karena surat kabar merupakan suatu cara untuk menambah
pengetahuan bagi siswa.
Media cetak
memiliki beberapa kelebihan diantaranya:
1) Siswa dapat
belajar sesuai dengan kemampuan masing-masing.
2) Siswa dapat
mempelajari materi dalam media cetak secara berulang-ulang.
3) Dapat dicetak
ulang atau direvis sesuia dengan garis besar program pembelajaran
yang baru.
Kekurangannya
antara lain:
1) Tidak dapat
menyajikan gerak dalam media cetak
2) Uraian yang
terlalu panjang dalam setiap pokok bahasan dapat membosankan para
pembacanya
3) Pembahasannya
lebih mengarah pada kognitif
b. Media Peraga dan
Eksperimen
Media
peraga dapat berupa alat-alat asli atau tiruan, dan biasanya berada di
laboratorium.Media ini biasanya berbentuk model dan hanya digunakan untuk
menunjukkan bagian-bagian dari alat yang asli dan prinsip kerja dari alat asli
tersebut. Di samping media peraga terdapat pula media eksperimen yang berupa
alat-alat asli yang biasanya digunakan
untuk kegiatan praktikum.
2. Media Elektronik
Media elektronik
adalah sebuah media yang menyampaikan sesuatu, yang berbentuk elektronik.
Contoh media elektronik adalah
a. Overhead
Projector (OHP)
OHP
merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk memproyeksikan objek melalui
bahan transparan dengan bening ke suatu permukaan layar atau dinding.
b. Program Slide
Instruksional
Bentuk slide
berhubungan dengan fil fotografi yang memiliki format kecil dan dikenal sebagai
film positif. Untuk penayangan satu buah slide dibutuhkan satu kali proyeksi.
Ukuran film slide yang standar adalah 35 mm, tetapi untuk ukuran slide yang
dibingkai artinya slide yang sudah siap ditayangkan yang standar adalah 5 cm x
5 cm. Hal ini diukur dari dimensi luar.
c. Program Film
Strip
Film strip
adalah satu rol positif 35 mm yang berisi sederetan gambar yang saling
berhubungan dengan sekali proyeksi untuk satu gabar. Berdasarkan lebar frame,
film strip dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu film strip tunggal dan film
strip double.\
d. Film
Film
merupakan gambar hidup yang diambil dengan mengguanakan kamera film dan
ditampilkan melalui proyektor film.Dibandingkan dengan film strip, film bergerk
dengan cepat sehingga tampilannya kontinu atau ajeg. Objek yang ditampilkan
akan lebih alamiah, artinya sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Terlebih
lagi film yang diunakan adalah film berwarna.Pada umumnya film digunakan untuk
menyajikan hiburan.Tetapi, dalam perkembangannya film dapat menyajikan
informasi lain, khususnya informasi yang berkaitan dengan konsep pembelajaran
keterampilan dan sikap.
Kelebihan
fim antara lain dapat menggantikan alam sekitar, menyajikan objek yang tidak
dapat dilihat, menggambarkan suatu proses secara tepat, menanamkan sikap, dapat
diulang, dapat memperpendek waktu tampilan, dan sebagainya.
e. Video Compact
Disk
VCD memiliki
fungsi yang sama dengan LCD maupun Video Cassette. Untuk menayangkan program VCD
instruksional dibutuhkan beberapa perlengkapan, seperti kabel penghubung video
dan audio, remote control, dan kabel penghubung RF dan TV.
f. TV
Instruksional
Berdasarkan
kegunaannya, program pembelajaran melalui televisi dapat dibedakan menjadi dua
bagian, yaitu berfungsi sebagai media pelengkap dan sebagai media pengayaan.
g. Internet
Media ini
memberikan perubahan yang besar pada cara orang berinteraksi, bereksperimen,
dan berkomunikasi. Berdasarkan karakteristik tersebu, internet sangat cocok
untuk kelas jarak jauh, dimana siswa dan guru masing-masing berada di tempat
berbeda, tetapi tetap dapat berkomunikasi dan berinteraksi seperti layaknya di
kelas.
Secara umum, media pembelajaran dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa kalsifikasi jika dilihat dari masing-masing segi, diantaranya
sebagai berikut.
a. Dilihat dari
sifatnya, media dapat dibagi menjadi:
1) Media auditif,
yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya
memiliki
insur suara, seperti radio dan rekaman suara.
2) Media visual,
yaitu media yang hanya daoat dilihat saja, tidak mengandung,
unsure suara.
Media visual termasuk media grtafis, yang berfungsi untuk
menyalurkan
pesan dan sumber ke penerima pesan. Pengertian media visual
adalah
:“gambar yang secara keseluruhan dari sesuatu yang dijelaskan ke dalam
suatu bentuk
yang dapat divisualisasikan (Suparto, 1982).
3) Media
audiovisual. Yaitu media yang selain dapat mengandung unsur suara juga
mengandung
unsure gambar yang bias dilihat, misalnya rekaman video, film, slide
suara, dan
lain sebagainya.
b. Dilihat dari
kemampuan jangkauannya, media dibagi menjadi:
1) Media yang
memiliki daya input yang luas dan serentak seperti radio dann
televise.
Melalui media ini siswa dapat mempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian
yang actual
secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus.
2) Media yang
mempunyai daya input yang terbatas ole ruang dan waktu seperti film
slide, film,
video, dan lain-lain.
c. Dilihat dari
bahan pembuatnya, media dibagi menjadi:
1) Media
sederhana
Media ini
bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara
pembuatannya
mudah, dan penggunaannya tidak sulit.
2) Media Kompleks
Media ini
adalah media yang bahan alat pembuatannya sulit diperoleh dan mahal
harganya,
sulit pembuatannya, dan penggunaannya memerlukan keterampilan
yang memadai.
C. Prinsip-Prinsip
Pemilihan Media Pembelajaran
Setiap media pembelajaran memiliki keunggulan masing –
masing, maka dari itulah guru diharapkan dapat memilih media yang sesuai dengan
kebutuhan atau tujuan pembelajaran. Pemilihan media yang tepat dapat didasarkan
pada materi apa yang akan disampaikan, dan bagaimana kondisi siswa di dalam
kelas, hal itu di harapan penggunaan media akan mempercepat dan mempermudah
pencapaian tujuan pembelajaran.
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan
media pembelajaran, yaitu
1. Harus ada
kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media pembelajaran.
Apakah
pemilihan media itu untuk pembelajaran, untuk informasi yang bersifat umum,
ataukah sekedar hiburan saja mengisi waktu kosong.
2. Karakteristik
Media Pembelajaran.
Setiap media
pembelajaran mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari keunggulannya,
cara pembuatan maupun cara penggunaannya. Memahami karakteristik media
pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya
pemilihan media pembelajaran. Disamping itu memberikan kemungkinan pada guru
untuk menggunakan berbagai media pembelajaran secara bervariasi.
3.
Alternatif Pilihan
Alternatif Pilihan yaitu adanya sejumlah media yang dapat
dibandingkan atau dikompetisikan. Dengan demikian guru bisa menentukan pilihan
media pembelajaran mana yang akan dipilih, jika terdapat beberapa media yang
dapat dibandingkan.
Selain prinsip diatas ada juga Prinsip pemilihan media
pembelajaran menurut Harjanto (1997 : 238) yaitu:
1. Tujuan,
2. Keterpaduan
(validitas),
3. Keadaan peserta
didik,
4. Ketersediaan,
5. Mutu teknis,
6. Biaya.
D. Kontribusi Media dalam Pembelajaran
Contributions of Media to the Learning Process
It has actually taken a long time before educators began to
accept and integrateinstructional media within the instructional programs.
Recently, there has beenincreasing evidence results take place when carefully
designed, high qualityinstructional media are used as an integral part of
classroom instruction or as principalmeans of direct instruction.
The outcomes often realized are:
1) The deliver y of instruction can be more standardized.
Each
student seeing and hearing a media presentation receives more or less
thesame
message. Media serves to communicate the same information to all
students
asthe basis for further study, practice and application.
2) The instruction can be more interesting.
The
attention-getting factor associated with instructional media keeps
learners
alertduring the
learning process.
3) Learning becomes more interactive through applying
accepted learningtheory.
Media design can
see to it that the subject content can be organized and
presented ina
manner that represents good instruction. Attention is also given to
psychologicalprinciples which can enhance learner participation,
feedback and
reinforcement.
4) The length of time required for instruction can be
reduced.
Most media
presentation requires a short time to transmit their message
whilecommunicating
large amount of information which can be more easily
absorbed by
thelearner.
5) The quality of learning can be improved.
Through careful
integration of pictures and words, instructional media
cancommunicate
elements of knowledge in a well-organized, specific, and
clearly
definedmanner. Learning reaches and acceptable competency level
resulting from
suitablestudy effort on the part of the student and appropriate
follow-up
activities.
6) The instruction can be provided when and where desired or
necessary.
structional media
may be designed for individual use. In this manner, a student canstudy at a
time and place that is personally convenient.
7) The positive attitude of students toward what they are
learning and to thelearning process itself can be enhanced.
Students generally
prefer the use of media as a means of studying. This is dueto the motivational
aspect and the contribution that media can make to a person’seffective
learning.
8) The role of the instruction can be appreciably changed in
positivedirections.
The use of media
is also advantageous for instructor:
a) Much of the
burden for repeated explanation of content and
b)By not having to
present as much information verbally, other possible more
important
aspects of a subject can be givenattention.
c)The instructor
can increase the opportunity for him to fulfill therole of being a
consultant and
advisor to students.
E.Mamfaat Media Pembelajaran
Media pembelajaran sebagai alat yang digunakan dalam proses
pembelajaran, pasti memiliki mamfaat yang besar dalam pembelajaran, baik untuk
guru maupun untuk peserta didik .Mamfaat media bagi guru seperti mempermudah
guru untuk menyampaikan pembelajaran, pelajaran yang tidak efektif disampaikan
secara verbal dapat dibantu dengan media alat peraga dan lain lain.
Manfaat media dalam proses pembelajaran secara umum adalah
memperlancar proses interaksi antara guru dan siswa untuk membantu siswa
belajar secara optimal. Lebih khusus manfaat media diidentifikasikan oleh Kemp
dan Dayton (1985) sebagai berikut :
§ Penyampaian materi
dapat diseragamkan
§ Proses
instruksional menjadi lebih menarik
§ Proses belajar
siswa menjadi lebih interaktif
§ Jumlah waktu
belajar-mengajar dapat dikurangi
§ Kualitas belajar
siswa dapat ditingkatkan
§ Proses belajar
dapat terjadi dimana saja dan kapan saja
§ Sikap positif siswa
terhadap meteri belajar maupun tehadap proses
Belajar
itu sendiri dapat ditingkatkan
§ Peran guru dapat
berubah ke arah yang lebih positif dan produktif.
Proses pembelajaran menjadi lebih menarik karena media dapat
menyampaikan informasi yang dapat didengar (audio) dan dapat dilihat (visual)
sehingga dapat mendeskripsikan suatu masalah, suatu konsep, suatu proses atau
suatu prosedur yang bersifat abstrak dan tidak lengkap menjadi lengkap dan
jelas. Keingintahuan dapat bangkit melalui media. Untuk menghidupkan suasana
kelas, media merangsang siswa bereaksi terhadap penjelasan guru, membuat siswa
ikut tertawa atau ikut sedih. Media memungkinkan siswa menyentuh objek kajian
pelajaran, membantu siswa mengkongkritkan sesuatu yang abstrak dan membantu
guru menghindarkan suasana monoton.
E. Kesimpulan
Dari materi yang saya bahas diatas dapat disimpulkan bahwa,
Media pembelajaran merupakan alat dan bahan yang dapat digunakan untuk
menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Jenis
media bermacam-macam dilihata dari bentuknya, sifatnya maupun penggunaanya. dan
masing-masing media tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan, baik itu berupa
media elektronik maupun nonelektronik. Secara umum, manfaat media dalam proses
pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga
kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien.Memilih media hendaknya
didasarkan atas kriteria tertentu. Secara umum, kriteria yang harus
dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran adalah tujuan, sasaran
didik, karakteristik media yang bersangkutan, waktu, biaya, dan penggunaanya.
Daftar Pustaka
Andini Raharja,
febri.2010.Peranan Media dan Mamfaatnya
dalam Proses Pembelajaran.
http://febriandiniraharja.blogspot.com/2010/11/peranan-media-dan-manfaatnya-
dalam/.html.Diakses pada, 24 April 2013
Ardiansyah, asrori.2011.Macam Macam Media
Pembelajaran.http://www.majalah pendi dikan
.com/2011/05/macam-macam-media-pembelajaran.html.Diakses pada 25 April
2013
Dimayuga Rodri, Ezegiel.2008.Contribution of Media to the
Learning Proses.
http://id.scribd.com/doc/6504252/Contributions-of-Media-to-the-Learning-Process
10/12/2008/html.Diakses pada, 24 April 2013
Ismail.2013.Pengertian Media Pembelajaran.
http://ismail403.wordpress.com /2013/
01/
06/pengertian-media-pembelajaran/html.Diakses pada, 22 April 2013
Kumalasari, resi.2011.Macam Macam Media
Pembelajaran.http://resikumalasari-tp-
unbara.blogspot.com/2012/11/macam-macam-media-pembelajaran.html.Diakses
pada,
Rabu 24 April 2013.
M-Edukasi.2012.Macam Macam Media Pembelajaran.http://www.m-
edukasi.web.id
/search/label/macam-macam%20media%20pembelajaran/.html.Diakses pada,
24
April
2013
Saputro, Rino.2012.Macam Macam Media
Pembelajaran.http://www.siputro.com/2012/03/
macam-macam-media-pembelajaran-part-2/.html.Diakses pada, 24 April 2013
Slideshare.2011.Contribution of Media to the Learning
Process.http://www.slideshare.net/bev
erlyxxx/contribution-of-media-to-the-learning-process/html.Diakses pada
24 April
2013
makalah multitester
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Multitester lebih dipilih ketimbang alat ukur yang lain
karena simpel dan bisa digunakan untuk mengukur banyak satuan listrik meskipun
hanya dengan satu alat yakni multimeter saja. Dalam perkembangannya multitester selalu
mengalami perubahan, tentu saja perubahan yang dimaksud akan membawa
multitester menuju ke alat ukur yang lebih cermat serta mudah dalam
penggunaannya. Pada dasarnya multimeter merupakan gabungan alat ukur dari
volt meter, ohm meter dan ampere meter. Tapi sekarang ternyata multitester
masih diciptakan lagi dengan versi terbarunya. Jika dahulu orang hanya mengenal
multitester analog maka akhir-akhir ini perkembangan multitester menunjukkan multitester
versi yang terbaru yakni multimeter digital. multitester digital tentunya lebih
baik dari multitester analog, dengan akurasi pengukuran yang tinggi dan
kemudahan dalam penggunaan serta pembacaan data hasil ukur membuat multimeter digital mulai disenangi dan menyebabkan multitester
analog ditinggalkan. Meskipun demikian masih banyak pula orang yang menggunakan
multitester digital karena merasa sudah terbiasa dan selainn itu harganya lebih
murah daripada harus membeli multitester versi digital.
B. RUMUSAN
MASALAH
1.Apa pengertian dari Multitester ?
2.Jenis-jenis Multitester ?
3.Apa fungsi dari Multister ?
4.Bagaimana Prosedur Penggunaan Multitester
C. Tujuan
1.Memahami pengertian Multitester
2.Mengetahui jenis-jenis Multitester
3.Mengetahui Fungsi dari Multitester
4.Dapat mengaplikasikan ProsedurPenggunaan
Multitester dengan baik dan
benar
BAB 2
PEMBAHASAN
A.Pengertian Multitester
Multitester
adalah alat pengukur listrik yang juga sering disebut sebagai VOM (Volt-Ohm
Meter).Pada kehidupan sehari-hari multitester dapat digunakan untuk mengukur
tegangan (Volt meter), hambatan (Ohm meter) maupun arus (Ampere meter).
Multitester ada 2 jenis yaitu multitester analog dan digital.
Multitester analog menggunakan peraga jarum moving coil dan besaran ukur berdasarkan arus (elektronis dan non elektronis). Sedangkan multitester digital menggunakan peraga bilangan digital dan besaran ukur berdasarkan tegangan yang dikonversi ke sinyal digital.
Multitester analog menggunakan peraga jarum moving coil dan besaran ukur berdasarkan arus (elektronis dan non elektronis). Sedangkan multitester digital menggunakan peraga bilangan digital dan besaran ukur berdasarkan tegangan yang dikonversi ke sinyal digital.
Spesifikasi Multitester
·
Batas Ukur dan Skala Tegangan searah
(DC&AC), arus (DC), dan resistensi
·
Sensitivitas pengukuran tegangan
·
sensitivitas pengukuran tegangan dalam ΩΩ/V/V
·
ketelitian dalam %
·
jangkauan frekuensi tegangan bolak bolak-balik
·
yang mampu diukur (misalnya antara 20 Hz -
30 KHz).
·
batere yang diperlukan
B. Jenis-jenis Multitester
Multitester ada 2 jenis, yaitu multitester analog dan multitester
digital
1.Multitester Analog
Multimeter analog lebih banyak dipakai untuk kegunaan
sehari-hari, seperti para tukang servis TV atau komputer kebanyakan menggunakan
jenis yang analog ini. Kelebihannya adalah mudah dalam pembacaannya dengan
tampilan yang lebih simple. Sedangkan kekurangannya adalah akurasinya rendah,
jadi untuk pengukuran yang memerlukan ketelitian tinggi sebaiknya menggunakan
multimeter digital.
Multimeter
analog terdiri dari bagian-bagian penting, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Papan skala
2. Jarum penunjuk skala
3. Pengatur jarum skala
4. Knop pengatur nol ohm
5. Batas ukur ohm meter
6. Batas ukur DC volt (dcv)
7. Batas ukur AC volt (acv)
8. Batas ukur ampere meter DC
9. Saklar pemilih (dcv, acv, ohm, ampere dc)
10. Test pin positif (+)
11. Test pin negatif (-)
Cara
Menggunakan Multimeter Analog
Multitester analog dapat digunakan
dengan cara-cara berikut ini:
1.
Untuk memulai setiap
pengukuran, hendaknya jarum menunjukkan angka nol apabila
kedua penjoloknya dihubungkan. Putarlah penala mekanik apabila jarum belum
tepat pada angka nol (0).
2.
Putarlah sakelar pemilih ke
arah besaran yang akan diukur, misalnya ke arah DC mA apabila akan mengukur
arus DC, ke arah AC V untuk mengukur tegangan AC, dan ke arah DC V untuk
mengukur tegangan DC.
3.
Untuk mengukur tahanan (resistor), sakelar pemilih diarahkan ke sekala ohm dan nolkan
dahulu dengan menggabungkan probe positif dan negatif. Apabila belum
menunjukkan angka nol cocokkan dengan memutar ADJ Ohm.
4.
Sambungkan penjolok warna
merah ke jolok positif dan penjolok warna hidam ke jolok negatif.
5.
Untuk pengukuran besaran DC,
jangan sampai terbalik kutub positif dan negatifnya karena bisa
menyebabkan alat ukurnya rusak.
2.Multitester Digital
Multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang
lebih banyak jika dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki
tambahan-tambahan satuan yang lebih teliti, dan juga opsi pengukuran yang lebih
banyak, tidak terbatas pada ampere, volt, dan ohm saja. Multimeter digital
biasanya dipakai pada penelitian atau kerja-kerja mengukur yang memerlukan
kecermatan tinggi, tetapi sekarang ini banyak juga bengkel-bengkel komputer dan
service center yang memakai multimeter digital.
Kekurangannya adalah susah untuk memonitor
tegangan yang tidak stabil. Jadi bila melakukan pengukuran tegangan yang
bergerak naik-turun, sebaiknya menggunakan multimeter analog.
Cara Menggunakan Multimeter Digital
Cara menggunakannya sama dengan multimeter
analog, hanya lebih sederhana dan lebih cermat dalam penunjukan hasil ukurannya
karena menggunakan display 4 digit sehingga mudah membaca dan memakainya.
1.
Putar sakelar pemilih
pada posisi skala yang kita butuhkan setelah alat ukur siap dipakai.
2.
Hubungkan probenya ke komponen
yang akan kita ukur setelah disambungkan dengan alat ukur.
3.
Catat angka yang tertera pada
multimeter digital.
4.
Penyambungan probe tidak lagi
menjadi prinsip sekalipun probenya terpasang terbalik karena display dapat
memberitahu.
a. Mengukur
tegangan DC
a.
Atur Selektor pada posisi DCV.
b.
Pilih skala batas ukur
berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika tegangan yang di
cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.
c.
Untuk mengukur tegangan yang
tidak diketahui besarnya maka atur batas ukur pada posisi tertinggi supaya
multimeter tidak rusak.
d.
Hubungkan atau tempelkan probe
multimeter ke titik tegangan yang akan dicek, probe warna merah pada posisi (+)
dan probe warna hitam pada titik
(-) tidak boleh
terbalik.
e.
Baca hasil ukur pada
multimeter.
b. Mengukur tegangan AC
1.
Atur Selektor pada posisi ACV.
2.
Pilih skala batas ukur
berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika tegangan yang di
cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.
3.
Untuk mengukur tegangan yang
tidak diketahui besarnya
4.
Hubungkan atau tempelkan probe
multimeter ke titik tegangan yang akan dicek. Pemasangan probe multimeter boleh
terbalik.
5.
Baca hasil ukur pada
multimeter.
c. Mengukur kuat arus DC
1.
Atur Selektor pada posisi DCA.
2.
Pilih skala batas ukur
berdasarkan perkiraan besar arus yang akan di cek, misal : arus yang di cek
sekitar 100mA maka atur posisi skala di batas ukur 250mA atau 500mA.
3.
Perhatikan dengan
benar batas maksimal kuat arus yang
mampu diukur oleh multimeter karena jika melebihi batas maka fuse
(sekring) pada multimeter akan putus dan
multimeter sementara tidak bisa dipakai dan fuse (sekring) harus diganti dulu.
4.
Pemasangan probe multimeter
tidak sama dengan saat pengukuran tegangan DC dan AC, karena mengukur
arus berarti kita memutus salah satu hubungan catu daya ke beban yang
akan dicek arusnya, lalu menjadikan multimeter sebagai penghubung.
5.
Hubungkan probe multimeter
merah pada output tegangan (+) catu daya dan probe (-) pada input tegangan (+)
dari beban/rangkaian yang akan dicek pemakaian arusnya.
6.
Baca hasil ukur pada
multimeter.
d.
Mengukur nilai hambatan sebuah resistor tetap
1.
Atur Selektor pada posisi
Ohmmeter....
2.
Pilih skala batas ukur
berdasarkan nilai resistor yang akan diukur.
3.
Batas ukur ohmmeter biasanya
diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan jarum nantinya dikalikan
dengan angka pengali sesuai batas ukur.
4.
Hubungkan kedua probe
multimeter pada kedua ujung resistor boleh terbalik.
5.
Baca hasil ukur pada
multimeter, pastikan nilai penunjukan multimeter sama dengan nilai yang
ditunjukkan oleh gelang warna resistor.
e. Mengukur nilai hambatan
sebuah resistor variabel (VR)
1.
Atur Selektor pada posisi
Ohmmeter.
2.
Pilih skala batas ukur
berdasarkan nilai variabel resistor (VR)yang akan diukur.
3.
Batas ukur ohmmeter biasanya
diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan jarum nantinya dikalikan
dengan angka pengali sesuai batas ukur.
4.
Hubungkan kedua probe
multimeter pada kedua ujung resistor boleh terbalik.
5.
Sambil membaca hasil ukur pada
multimeter, putar/geser posisi variabel resistor dan pastikan penunjukan jarum
multimeter berubah sesuai dengan putaran VR.
f. Mengecek hubung-singkat /
koneksi
1.
Atur Selektor pada posisi
Ohmmeter.
2.
Pilih skala batas ukur X 1
(kali satu).
3.
Hubungkan kedua probe
multimeter pada kedua ujung kabel/terminal yang akan dicek koneksinya.
4.
Baca hasil ukur pada
multimeter, semakin kecil nilai hambatan yang ditunjukkan maka semakin baik
konektivitasnya.
5.
Jika jarum multimeter tidak
menunjuk kemungkinan kabel atau terminal tersebut putus.
g. Mengecek diode
1.
Atur Selektor pada posisi
Ohmmeter.
2.
ilih skala batas ukur X 1K
(kali satu kilo = X 1000).
3.
Hubungkan probe
multimeter (-) pada anoda dan probe (+) pada katoda.
4.
Jika diode yang dicek berupa
led maka batas ukur pada X1 dan saat dicek, led akan menyala.
5.
Jika multimeter menunjuk ke
angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti dioda baik, jika tidak
menunjuk berarti dioda rusak putus.
6.
Lepaskan kedua probe lalu
hubungkan probe multimeter (+) pada anoda dan probe (-) pada katoda.
7.
Jika jarum multimeter tidak
menunjuk (tidak bergerak) berarti dioda baik, jika bergerak berarti dioda
rusak bocor tembus katoda-anoda.
h. Mengecek transistor
NPN
1.
Atur Selektor pada posisi
Ohmmeter.
2.
Pilih skala batas ukur X 1K
(kali satu kilo = X 1000).
3.
Hubungkan probe
multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada kolektor .
4.
Jika multimeter menunjuk ke
angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak
menunjuk berarti transistor rusak putus B-C.
5.
Lepaskan kedua probe lalu
hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada
kolektor.
6.
Jika jarum multimeter tidak
menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti
transistor rusak bocor tembus B-C.
7.
Hubungkan probe
multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada emitor.
8.
Jika multimeter menunjuk ke
angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika
tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-E.
9.
Lepaskan kedua probe lalu
hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada emitor.
10.
Jika jarum multimeter tidak
menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti
transistor rusak bocor tembus B-E.
11.
Hubungkan probe
multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor.
12.
Jika jarum multimeter tidak
menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti
transistor rusak bocor tembus C-E.
Note
: pengecekan probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) padakolektor tidak
diperlukan.
i.
Mengecek transistor PNP
1.
Atur Selektor pada posisi
Ohmmeter.
2.
Pilih skala batas ukur X 1K
(kali satu kilo = X 1000).
3.
Hubungkan probe
multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada kolektor.
4.
Jika multimeter menunjuk ke
angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak
menunjuk berarti transistor rusak putus B-C.
5.
Lepaskan kedua probe lalu
hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada kolektor.
6.
Jika jarum multimeter tidak
menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti
transistor rusak bocor tembus B-C.
7.
Hubungkan probe
multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada emitor.
8.
Jika multimeter menunjuk ke
angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak
menunjuk berarti transistor rusak putus B-E.
9.
Lepaskan kedua probe lalu
hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada emitor.
10.
Jika jarum multimeter tidak
menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti
transistor rusak bocor tembus B-E.
11.
Hubungkan probe
multimeter (-) pada emitor dan probe (+) pada kolektor.
12.
Jika jarum multimeter tidak
menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti
transistor rusak bocor tembus C-E.
Note
: pengecekan probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor tidak
diperlukan.
j.
Mengecek Kapasitor Elektrolit (Elko).
1.
Atur Selektor pada posisi
Ohmmeter..
2.
Pilih skala batas ukur X 1
untuk nilai elko diatas 1000uF, X 10 untuk untuk nilai elko diatas
100uF-1000uF, X 100 untuk nilai elko 10uF-100uF dan X 1K untuk nilai elko
dibawah 10uF.
3.
Hubungkan probe
multimeter (-) pada kaki (+) elko dan probe (+) pada kaki (-) elko.
4.
Pastikan jarum multimeter
bergerak kekanan sampai nilai tertentu (tergantung nilai elko) lalu kembali ke
posisi semula.
5.
Jika jarum bergerak dan tidak
kembali maka dipastikan elko bocor.
Jika jarum tidak bergerak maka elko kering / tidak menghantar
C.Fungsi dari Multitester
Multitester memiliki banyak fungsi, diantaranya adalah :
1.
Alat ukur arus searah
Ammeter
arus searah (DC ammeter) dipergunakan untuk mengukur arus searah. Alat ukur ini
dapat berupa amperemeter, milliamperemeter dan galvanometer. Dalam
mempergunakan ammeter arus searah perlu diperhatikan beberapa hal yaitu:
- Ammeter tidak boleh dipasang sejajar (paralel) dengan sumber daya
- Ammeter harus dipasang seri dengan rangkaian yang diukur arusnya
- Polaritas (tanda + dan -)
2.
Alat ukur tegangan searah
Suatu
alat ukur tegangan searah umumnya terdiri dari: meter dasar (Amperemeter) dan
rangkaian tambahan untuk memperoleh hubungan antara tegangan searah yang diukur
dengan arus searah yang mengalir melalui meter dasar. Meter dasar merupakan
suatu alat yang bekerja (merupakan stator), dan suatu kumparan yang akan
dilalui arus yang bebas bergerak dalam medan magnet tetap tersebut.
3.
Alat ukur tegangan bolak-balik
Pada dasarnya voltmeter bolak-balik terdiri dari: rangkaian penyearah, meter
dasar (misalnya µA-meter searah) dan resistor seri.
4.
Alat ukur resistansi
Secara
umum suatu rangkaian ohmmeter terdiri dari meter dasar berupa
miliammeter/mikroammeter arus searah, beberapa buah resistor dan potensiometer
serta suatu sumber tegangan searah/batere. Kita mengenal dua macam ohmmeter,
yaitu ohmmeter seri dan ohmmeter paralel.
rangkaian dasar ohmmeter
Multimeter
dapat juga dipergunakan untuk mengukurbesaran-besaran (atau sifat-sifat
komponen) secara tidak langsung).
Beberapa contoh diantaranya adalah:
a. mengukur polaritas dan baik buruknya dioda secara sederhana
b. mengetahui baik buruknya transistor secara sederhana
c. mengukur kapasitansi
d. mengukur induktansi
D.Prosedur Penggunaan
Multimeter
Sebelum digunakan pastikan multimeter tersebut dalam keadaan masih berfungsi dengan mengecek baterai pada multimeter tersebut. Arahkan saklar pemilih pada posisi off. Lalu pasang test pin positif dan negative. Sebelum melakukan pengukuran (tegangan DC, tegangan AC, dan Arus DC), posisikan jarum skala pada angka nol (disebelah kiri). Jika belum menunjuk angka nol, atur dengan pengatur jarum skala secara pelan-pelan agar tidak rusak.
Untuk pengukuran tahanan, arahkan saklar pemilih pada batas ukur Ohm meter terlebih dahulu, lalu hubungkan test pin positif (+) dan test pin negative (-) hingga ujung test pin saling bersentuhan, setelah itu atur jarum skala hingga menunjuk angka nol disebelah kanan dengan menggunakan knop pengatur nol ohm. Perlu di ingat bahwa setiap batas ukur Ohm meter, Jarum skala tidak selalu menunjuk ke angka nol, untuk itu perlu di set dengan benar setelah mengganti batas ukur yang akan digunakan. Bila proses pengukuran sudah selesai atau multimeter sedang tidak digunakan, maka jangan lupa mengatur saklar pemlih pada posisi mati (off) agar baterai yang digunakan tidak cepat habis.
KESIMPULAN
Dari
pembahasan di atas, dapat
disimpulkan bahwa Multitester adalah alat pengukur listrik yang
juga sering disebut sebagai VOM (Volt-Ohm Meter).Pada kehidupan sehari-hari
multitester dapat digunakan untuk mengukur tegangan (Volt meter), hambatan (Ohm
meter) maupun arus (Ampere meter). Multitester meiliki 2 jenis yaitu
multitester analog dan digital. multitester
digital dalam hasil pengukuranya lebih baik dari multitester analog, karena
hasil pengukuran dari multitester digital lebih akurat dari pada multitester
analog.
Langganan:
Postingan (Atom)