Kamis, 23 Mei 2013

kontribusi media terhadap proses pembelajaran

kontribusi media dalam proses pembelajaran



BAB  1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Proses Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses komunikasi. Pengalaman menunjukkan bahwa dalam komunikasi ini sering terjadi penyimpangan–penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan efisien. Penyebab penyimpangan komunikasi dalam proses pembelajaran, ketidaksiapan siswa, kurangnya minat, kegairahan siswa dan lain–lain.
Salah satu upaya untuk mengatasi hal–hal tersebut di atas ialah kontribusi media dalam proses pembelajaran. Ini disebabkan karena fungsi media dalam proses pembelajaran adalah sebagai penyaji stimulus dan untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi. Juga dalam hal–hal tertentu media mempunyai nilai–nilai praktis yang sangat bermanfaat baik bagi siswa maupun guru. Bagi siswa media yang dipersiapkan dengan baik, didesain dan digambarkan dengan warna–warni yang serasi dapat menarik perhatian untuk berkonsentrasi pada materi yang sedang disajikan sehingga membangkitkan keinginan dan minat baru untuk belajar. Dengan media guru juga dapat mengatur kelas sehingga waktu belajar dapat dimanfaatkan dengan efisien. Manfaat yang lain adalah media dapat dirancang sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat terjadi kapan saja dan dimana saja tanpa tergantung kepada keberadaan seorang guru..

B.     Rumusan Masalah
1. Pengertian media pembelajaran?
2. Macam-macam media pembelajaran?
3. Prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran?
4. Kontribusi Media terhadap prose pembelajaran ?
5. Mamfaat Media dalam proses pembelajaran ?
C.    Tujuan
1.      Untuk memahami pengertian media pembelajaran
2.      Untuk mengetahui macam-macam media pembelajaran

3. Untuk mengetahui dan memahami prinsip-prinsip pemilihan media 
    pembelajaran
4. Untuk mengetahui konstribusi media terhadap proses pembelajaran
5. Memahami mamfaat Media terhadap proses pembelajaran

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

·         Pengertian media Pembelajaran
Menurut Hamalik menyatakan bahwa media pendidikan atau media pembelajaran adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran disekolah. (Hamalik. Media Pendidikan. Bandung : Sinar Baru. 1994. Hlm 12), dan Menurut Danim menyatakan bahwa media atau pendidikan media pembelajaran merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa dengan peserta didik. (Sudarman, Danim. Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara,. 1995. Hlm 97), sedangkan Menurut Wildbur schraman menyebutkan bahwa media adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan instruksional. Serta menurut Lislie. J. Briggs menjelaskan bahwa media adalah sarana fisik untuk menyampaikan materi atau isi pengajaran, seperti buku, film, slide dan lain-lain. (Soetomo. Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya : Usaha Nasional. 1993. Hlm 197)
·         Macam Macam Media Pembelajaran
1.        Media Nonelektronik
  Media Cetak
Media cetak adalah media yang dibuat atau dituangkan dalam bentuk tulisan, gambar-gambar, dan lain lain. Media cetak pada dasarnya hanya menampilkan simbol-simbol tertentu yaitu huruf (simbol bunyi) (Ali, 1984).

2.        Media Elektronik
 Media elektronik adalah sebuah media yang menyampaikan sesuatu, yang 
berbentuk elektronik.
·         Prinsip prinsip pemilihan media pembelajaran
Prinsip pemilihan media pembelajaran menurut Harjanto (1997 : 238) yaitu:
1. Tujuan,
2. Keterpaduan (validitas),
3. Keadaan peserta didik,
4. Ketersediaan,
5. Mutu teknis,
6. Biaya.
·         Mamfaat media dalam proses pembelajaran
Manfaat media dalam proses pembelajaran secara umum adalah memperlancar proses interaksi antara guru dan siswa untuk membantu siswa belajar secara optimal. Lebih khusus manfaat media diidentifikasikan oleh Kemp dan Dayton (1985) sebagai berikut :
1.         Penyampaian materi dapat diseragamkan
2.         Proses instruksional menjadi lebih menarik
3.         Proses belajar siswa menjadi lebih interaktif
4.         Jumlah waktu belajar-mengajar dapat dikurangi
5.         Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan
6.         Proses belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja
7.         Sikap positif siswa terhadap meteri belajar maupun tehadap proses 
            belajar itu sendiri dapat ditingkatkan
8.         Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif.




BAB 111
PEMBAHASAN
A. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pembelajaran  sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.
Pengertian media pembelajaran menurut para ahli, yaitu
·         Hamalik menyatakan bahwa media pendidikan atau media pembelajaran adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran disekolah. (Hamalik. Media Pendidikan. Bandung : Sinar Baru. 1994. Hlm 12)
·         Danim menyatakan bahwa media atau pendidikan media pembelajaran merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa dengan peserta didik. (Sudarman, Danim. Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara,. 1995. Hlm 97)
·         Wildbur schraman menyebutkan bahwa media adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan instruksional.
·         Lislie. J. Briggs menjelaskan bahwa media adalah sarana fisik untuk menyampaikan materi atau isi pengajaran, seperti buku, film, slide dan lain-lain. (Soetomo. Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya : Usaha Nasional. 1993. Hlm 197)
·         Heinich dkk mengatakan bahwa medium sebagai perantara mengantarkan informasi antara sumber dan penerima pesan. (Azhar Arsyad. Media Pembelajaran. Jakarta : Raja grafindo Persada. 2002. Hlm 4)
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Media pembelajaran merupakan bahan atau alat yang digunakan oleh seorang pengajar untuk membantu proses penyampaian pesan dan informasi, kepada para peserta didik supaya proses pembelajaran berlangsung dengan lebih baik, karena akan terjadi stimulus dan respon dalam proses belajar mengajar.

B. Macam-Macam Media Pembelajaran
Pada proses pembelajaran ada banyak media yang bias di gunakan oleh pengajar, seorang guru dapat memilih apa media pembelajaran yang dapat digunakan dan bagaimana pemilihan cara penerapan media tersebut supaya lebih efektif. Dan Macam-macam media yang dapat digunakan adalah :
1.    Media Nonelektronik
a.    Media Cetak
            Media cetak adalah media yang dibuat atau dituangkan dalam bentuk tulisan, gambar-gambar, dan lain lain. Media cetak pada dasarnya hanya menampilkan simbol-simbol tertentu yaitu huruf (simbol bunyi) (Ali, 1984). Dari macam-macam media cetakan tersebut di atas, Contoh media cetak seperti buku, majalah, koran, dll
a.       Buku adalah merupakan sarana yang penting bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Karena pada hakekatnya penggunaan media buku dalam proses belajar mengajar adalah bertujuan untuk mempermudah siswa belajar (Purwodarminto,1986).
b.      Majalah
          Majalah merupakan sarana untuk menggugah minat siswa terhadap suatu masalah pada masa lampau atau masa sekarang. Majalah ini memuat aneka peristiwa baik tentang pengembangan di bidang pendidikan, juga memuat tentang artikel-artikel mengenai peristiwa sejarah pada masal lampau. Hal ini merupakan bahan penunjang bagi siswa dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.


c.       Koran
          Sedangkan Koran juga merupakan sarana penunjang mata pelajaran seja
rah,karena surat kabar merupakan suatu cara untuk menambah pengetahuan bagi siswa.

          Media cetak memiliki beberapa kelebihan diantaranya:
1)      Siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan masing-masing.
2)      Siswa dapat mempelajari materi dalam media cetak secara berulang-ulang.
3)      Dapat dicetak ulang atau direvis sesuia dengan garis besar program pembelajaran 
         yang baru.
         Kekurangannya antara lain:
1)      Tidak dapat menyajikan gerak dalam media cetak
2)      Uraian yang terlalu panjang dalam setiap pokok bahasan dapat membosankan para
         pembacanya
3)      Pembahasannya lebih mengarah pada kognitif
b.    Media Peraga dan Eksperimen
               Media peraga dapat berupa alat-alat asli atau tiruan, dan biasanya berada di laboratorium.Media ini biasanya berbentuk model dan hanya digunakan untuk menunjukkan bagian-bagian dari alat yang asli dan prinsip kerja dari alat asli tersebut. Di samping media peraga terdapat pula media eksperimen yang berupa alat-alat asli yang  biasanya digunakan untuk kegiatan praktikum.



2.  Media Elektronik
     Media elektronik adalah sebuah media yang menyampaikan sesuatu, yang berbentuk elektronik. Contoh media elektronik adalah
a.      Overhead Projector (OHP)
          OHP merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk memproyeksikan objek melalui bahan transparan dengan bening ke suatu permukaan layar atau dinding.
b.      Program Slide Instruksional
          Bentuk slide berhubungan dengan fil fotografi yang memiliki format kecil dan dikenal sebagai film positif. Untuk penayangan satu buah slide dibutuhkan satu kali proyeksi. Ukuran film slide yang standar adalah 35 mm, tetapi untuk ukuran slide yang dibingkai artinya slide yang sudah siap ditayangkan yang standar adalah 5 cm x 5 cm. Hal ini diukur dari dimensi luar.
c.       Program Film Strip
          Film strip adalah satu rol positif 35 mm yang berisi sederetan gambar yang saling berhubungan dengan sekali proyeksi untuk satu gabar. Berdasarkan lebar frame, film strip dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu film strip tunggal dan film strip double.\
d.      Film
          Film merupakan gambar hidup yang diambil dengan mengguanakan kamera film dan ditampilkan melalui proyektor film.Dibandingkan dengan film strip, film bergerk dengan cepat sehingga tampilannya kontinu atau ajeg. Objek yang ditampilkan akan lebih alamiah, artinya sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Terlebih lagi film yang diunakan adalah film berwarna.Pada umumnya film digunakan untuk menyajikan hiburan.Tetapi, dalam perkembangannya film dapat menyajikan informasi lain, khususnya informasi yang berkaitan dengan konsep pembelajaran keterampilan dan sikap.
          Kelebihan fim antara lain dapat menggantikan alam sekitar, menyajikan objek yang tidak dapat dilihat, menggambarkan suatu proses secara tepat, menanamkan sikap, dapat diulang, dapat memperpendek waktu tampilan, dan sebagainya.
e.       Video Compact Disk
          VCD memiliki fungsi yang sama dengan LCD maupun Video Cassette.          Untuk menayangkan program VCD instruksional dibutuhkan beberapa perlengkapan, seperti kabel penghubung video dan audio, remote control, dan kabel penghubung RF dan TV.
f.       TV Instruksional
          Berdasarkan kegunaannya, program pembelajaran melalui televisi dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu berfungsi sebagai media pelengkap dan sebagai media pengayaan.
g.      Internet
          Media ini memberikan perubahan yang besar pada cara orang berinteraksi, bereksperimen, dan berkomunikasi. Berdasarkan karakteristik tersebu, internet sangat cocok untuk kelas jarak jauh, dimana siswa dan guru masing-masing berada di tempat berbeda, tetapi tetap dapat berkomunikasi dan berinteraksi seperti layaknya di kelas.
Secara umum, media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kalsifikasi jika dilihat dari masing-masing segi, diantaranya sebagai berikut.
a.       Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi menjadi:
1)      Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya 
         memiliki insur suara, seperti radio dan rekaman suara.
2)      Media visual, yaitu media yang hanya daoat dilihat saja, tidak mengandung,
         unsure suara. Media visual termasuk media grtafis, yang berfungsi untuk 
         menyalurkan pesan dan sumber ke penerima pesan. Pengertian media visual 
          adalah :“gambar yang secara keseluruhan dari sesuatu yang dijelaskan ke dalam 
         suatu bentuk yang dapat divisualisasikan (Suparto, 1982).
3)      Media audiovisual. Yaitu media yang selain dapat mengandung unsur suara juga
         mengandung unsure gambar yang bias dilihat, misalnya rekaman video, film, slide        
         suara, dan lain sebagainya.
b.      Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dibagi menjadi:
1)      Media yang memiliki daya input yang luas dan serentak seperti radio dann
         televise. Melalui media ini siswa dapat mempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian 
         yang actual secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus.
2)      Media yang mempunyai daya input yang terbatas ole ruang dan waktu seperti film
         slide, film, video, dan lain-lain.
c.       Dilihat dari bahan pembuatnya, media dibagi menjadi:
1)      Media sederhana
         Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara  
         pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit.
2)      Media Kompleks
         Media ini adalah media yang bahan alat pembuatannya sulit diperoleh dan mahal
         harganya, sulit pembuatannya, dan penggunaannya memerlukan keterampilan          
         yang memadai.


C.    Prinsip-Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran
Setiap media pembelajaran memiliki keunggulan masing – masing, maka dari itulah guru diharapkan dapat memilih media yang sesuai dengan kebutuhan atau tujuan pembelajaran. Pemilihan media yang tepat dapat didasarkan pada materi apa yang akan disampaikan, dan bagaimana kondisi siswa di dalam kelas, hal itu di harapan penggunaan media akan mempercepat dan mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran.
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran,  yaitu
1.      Harus ada kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media pembelajaran.
         Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran, untuk informasi yang bersifat umum, ataukah sekedar hiburan saja mengisi waktu kosong.
2.      Karakteristik Media Pembelajaran.
         Setiap media pembelajaran mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari keunggulannya, cara pembuatan maupun cara penggunaannya. Memahami karakteristik media pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya pemilihan media pembelajaran. Disamping itu memberikan kemungkinan pada guru untuk menggunakan berbagai media pembelajaran secara bervariasi.
3.      Alternatif  Pilihan
Alternatif Pilihan yaitu adanya sejumlah media yang dapat dibandingkan atau dikompetisikan. Dengan demikian guru bisa menentukan pilihan media pembelajaran mana yang akan dipilih, jika terdapat beberapa media yang dapat dibandingkan.


Selain prinsip diatas ada juga Prinsip pemilihan media pembelajaran menurut Harjanto (1997 : 238) yaitu:
1.   Tujuan,
2.   Keterpaduan (validitas),
3.   Keadaan peserta didik,
4.   Ketersediaan,
5.   Mutu teknis,
6.   Biaya.
D. Kontribusi Media dalam Pembelajaran
Contributions of Media to the Learning Process
It has actually taken a long time before educators began to accept and integrateinstructional media within the instructional programs. Recently, there has beenincreasing evidence results take place when carefully designed, high qualityinstructional media are used as an integral part of classroom instruction or as principalmeans of direct instruction.
The outcomes often realized are:
1) The deliver y of instruction can be more standardized.
             Each student seeing and hearing a media presentation receives more or less
             thesame message. Media serves to communicate the same information to all  
             students asthe basis for further study, practice and application.
2) The instruction can be more interesting.
    The attention-getting factor associated with instructional media keeps learners    
    alertduring the learning process.
3) Learning becomes more interactive through applying accepted learningtheory.
    Media design can see to it that the subject content can be organized and
    presented ina manner that represents good instruction. Attention is also given to
    psychologicalprinciples which can enhance learner participation, feedback and
    reinforcement.
4) The length of time required for instruction can be reduced.
    Most media presentation requires a short time to transmit their message
    whilecommunicating large amount of information which can be more easily
    absorbed by thelearner.
5) The quality of learning can be improved.
    Through careful integration of pictures and words, instructional media
    cancommunicate elements of knowledge in a well-organized, specific, and
    clearly definedmanner. Learning reaches and acceptable competency level
    resulting from suitablestudy effort on the part of the student and appropriate    
    follow-up activities.
6) The instruction can be provided when and where desired or necessary.
    structional media may be designed for individual use. In this manner, a student canstudy at a time and place that is personally convenient.
7) The positive attitude of students toward what they are learning and to thelearning process itself can be enhanced.
   Students generally prefer the use of media as a means of studying. This is dueto the motivational aspect and the contribution that media can make to a person’seffective learning.
8) The role of the instruction can be appreciably changed in positivedirections.
    The use of media is also advantageous for instructor:
    a) Much of the burden for repeated explanation of content and
    b)By not having to present as much information verbally, other possible more  
       important aspects of a subject can be givenattention.
    c)The instructor can increase the opportunity for him to fulfill therole of being a
       consultant and advisor to students.




E.Mamfaat Media Pembelajaran
Media pembelajaran sebagai alat yang digunakan dalam proses pembelajaran, pasti memiliki mamfaat yang besar dalam pembelajaran, baik untuk guru maupun untuk peserta didik .Mamfaat media bagi guru seperti mempermudah guru untuk menyampaikan pembelajaran, pelajaran yang tidak efektif disampaikan secara verbal dapat dibantu dengan media alat peraga dan lain lain.
Manfaat media dalam proses pembelajaran secara umum adalah memperlancar proses interaksi antara guru dan siswa untuk membantu siswa belajar secara optimal. Lebih khusus manfaat media diidentifikasikan oleh Kemp dan Dayton (1985) sebagai berikut :
§  Penyampaian materi dapat diseragamkan
§  Proses instruksional menjadi lebih menarik
§  Proses belajar siswa menjadi lebih interaktif
§  Jumlah waktu belajar-mengajar dapat dikurangi
§  Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan
§  Proses belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja
§  Sikap positif siswa terhadap meteri belajar maupun tehadap proses  
            Belajar itu sendiri dapat ditingkatkan
§  Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif.
Proses pembelajaran menjadi lebih menarik karena media dapat menyampaikan informasi yang dapat didengar (audio) dan dapat dilihat (visual) sehingga dapat mendeskripsikan suatu masalah, suatu konsep, suatu proses atau suatu prosedur yang bersifat abstrak dan tidak lengkap menjadi lengkap dan jelas. Keingintahuan dapat bangkit melalui media. Untuk menghidupkan suasana kelas, media merangsang siswa bereaksi terhadap penjelasan guru, membuat siswa ikut tertawa atau ikut sedih. Media memungkinkan siswa menyentuh objek kajian pelajaran, membantu siswa mengkongkritkan sesuatu yang abstrak dan membantu guru menghindarkan suasana monoton.

E.  Kesimpulan
Dari materi yang saya bahas diatas dapat disimpulkan bahwa, Media pembelajaran merupakan alat dan bahan yang dapat digunakan untuk menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Jenis media bermacam-macam dilihata dari bentuknya, sifatnya maupun penggunaanya. dan masing-masing media tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan, baik itu berupa media elektronik maupun nonelektronik. Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien.Memilih media hendaknya didasarkan atas kriteria tertentu. Secara umum, kriteria yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran adalah tujuan, sasaran didik, karakteristik media yang bersangkutan, waktu, biaya, dan penggunaanya.












Daftar Pustaka
Andini  Raharja, febri.2010.Peranan  Media dan Mamfaatnya dalam Proses Pembelajaran.
         http://febriandiniraharja.blogspot.com/2010/11/peranan-media-dan-manfaatnya-
              dalam/.html.Diakses pada, 24 April 2013
Ardiansyah, asrori.2011.Macam Macam Media Pembelajaran.http://www.majalah pendi dikan
        .com/2011/05/macam-macam-media-pembelajaran.html.Diakses pada 25 April 2013

Dimayuga Rodri, Ezegiel.2008.Contribution of Media to the Learning Proses.
          http://id.scribd.com/doc/6504252/Contributions-of-Media-to-the-Learning-Process
                  10/12/2008/html.Diakses pada, 24 April 2013
Ismail.2013.Pengertian Media Pembelajaran. http://ismail403.wordpress.com /2013/
        01/ 06/pengertian-media-pembelajaran/html.Diakses pada, 22 April 2013
Kumalasari, resi.2011.Macam Macam Media Pembelajaran.http://resikumalasari-tp-
         unbara.blogspot.com/2012/11/macam-macam-media-pembelajaran.html.Diakses
                 pada, Rabu 24 April 2013.
M-Edukasi.2012.Macam Macam Media Pembelajaran.http://www.m- edukasi.web.id   
        /search/label/macam-macam%20media%20pembelajaran/.html.Diakses pada, 24 
             April 2013
Saputro, Rino.2012.Macam Macam Media Pembelajaran.http://www.siputro.com/2012/03/
        macam-macam-media-pembelajaran-part-2/.html.Diakses pada, 24 April 2013
Slideshare.2011.Contribution of Media to the Learning Process.http://www.slideshare.net/bev
      erlyxxx/contribution-of-media-to-the-learning-process/html.Diakses pada 24 April
             2013

makalah multitester


BAB 1
PENDAHULUAN
A.     LATAR BELAKANG
            Multitester lebih dipilih ketimbang alat ukur yang lain karena simpel dan bisa digunakan untuk mengukur banyak satuan listrik meskipun hanya dengan satu alat yakni multimeter saja. Dalam perkembangannya multitester selalu mengalami perubahan, tentu saja perubahan yang dimaksud akan membawa multitester menuju ke alat ukur yang lebih cermat serta mudah dalam penggunaannya. Pada dasarnya multimeter merupakan gabungan alat ukur dari volt meter, ohm meter dan ampere meter. Tapi sekarang ternyata multitester masih diciptakan lagi dengan versi terbarunya. Jika dahulu orang hanya mengenal multitester analog maka akhir-akhir ini perkembangan multitester menunjukkan multitester versi yang terbaru yakni multimeter digital. multitester digital tentunya lebih baik dari multitester analog, dengan akurasi pengukuran yang tinggi dan kemudahan dalam penggunaan serta pembacaan data hasil ukur membuat multimeter digital mulai disenangi dan menyebabkan multitester analog ditinggalkan. Meskipun demikian masih banyak pula orang yang menggunakan multitester digital karena merasa sudah terbiasa dan selainn itu harganya lebih murah daripada harus membeli multitester versi digital.

B. RUMUSAN MASALAH
1.Apa pengertian dari Multitester ?
2.Jenis-jenis Multitester ?
3.Apa fungsi dari Multister ?
4.Bagaimana Prosedur Penggunaan Multitester

C. Tujuan
1.Memahami pengertian Multitester
2.Mengetahui jenis-jenis Multitester
3.Mengetahui Fungsi dari Multitester
4.Dapat mengaplikasikan ProsedurPenggunaan Multitester dengan baik dan  
   benar

BAB 2
PEMBAHASAN
A.Pengertian Multitester
Multitester adalah alat pengukur listrik yang juga sering disebut sebagai VOM (Volt-Ohm Meter).Pada kehidupan sehari-hari multitester dapat digunakan untuk mengukur tegangan (Volt meter), hambatan (Ohm meter) maupun arus (Ampere meter). Multitester ada 2 jenis yaitu multitester analog dan digital.
Multitester analog menggunakan peraga jarum moving coil dan besaran ukur berdasarkan arus (elektronis dan non elektronis). Sedangkan multitester digital menggunakan peraga bilangan digital dan besaran ukur berdasarkan tegangan yang dikonversi ke sinyal digital.
Spesifikasi Multitester
·         Batas Ukur dan Skala Tegangan searah  (DC&AC), arus (DC), dan resistensi
·         Sensitivitas pengukuran tegangan
·         sensitivitas pengukuran tegangan dalam ΩΩ/V/V
·         ketelitian dalam %
·         jangkauan frekuensi tegangan bolak bolak-balik
·         yang mampu diukur (misalnya antara 20 Hz -
             30 KHz).
·         batere yang diperlukan



B. Jenis-jenis Multitester
Multitester ada 2 jenis, yaitu multitester analog dan multitester digital
1.Multitester Analog
Multimeter analog lebih banyak dipakai untuk kegunaan sehari-hari, seperti para tukang servis TV atau komputer kebanyakan menggunakan jenis yang analog ini. Kelebihannya adalah mudah dalam pembacaannya dengan tampilan yang lebih simple. Sedangkan kekurangannya adalah akurasinya rendah, jadi untuk pengukuran yang memerlukan ketelitian tinggi sebaiknya menggunakan multimeter digital.
Multimeter analog terdiri dari bagian-bagian penting, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Papan skala 
2. Jarum penunjuk skala 
3. Pengatur jarum skala 
4. Knop pengatur nol ohm
5. Batas ukur ohm meter 
6. Batas ukur DC volt (dcv)
7. Batas ukur AC volt (acv)
8. Batas ukur ampere meter DC
9. Saklar pemilih (dcv, acv, ohm, ampere dc)
10. Test pin positif (+)
11. Test pin negatif (-)






Cara Menggunakan Multimeter Analog
            Multitester analog dapat digunakan dengan cara-cara berikut ini:
1.      Untuk memulai setiap pengukuran, hendaknya jarum menunjukkan angka nol apabila kedua penjoloknya dihubungkan. Putarlah penala mekanik apabila jarum belum tepat pada angka nol (0).
2.      Putarlah sakelar pemilih ke arah besaran yang akan diukur, misalnya ke arah DC mA apabila akan mengukur arus DC, ke arah AC V untuk mengukur tegangan AC, dan ke arah DC V untuk mengukur tegangan DC.
3.      Untuk mengukur tahanan (resistor), sakelar pemilih diarahkan ke sekala ohm dan nolkan dahulu dengan menggabungkan probe positif dan negatif. Apabila belum menunjukkan angka nol cocokkan dengan memutar ADJ Ohm.
4.      Sambungkan penjolok warna merah ke jolok positif dan penjolok warna hidam ke jolok negatif.
5.      Untuk pengukuran besaran DC, jangan sampai terbalik kutub positif dan negatifnya karena bisa menyebabkan alat ukurnya rusak.
          
2.Multitester Digital
Multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih banyak jika dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki tambahan-tambahan satuan yang lebih teliti, dan juga opsi pengukuran yang lebih banyak, tidak terbatas pada ampere, volt, dan ohm saja. Multimeter digital biasanya dipakai pada penelitian atau kerja-kerja mengukur yang memerlukan kecermatan tinggi, tetapi sekarang ini banyak juga bengkel-bengkel komputer dan service center yang memakai multimeter digital.
Kekurangannya adalah susah untuk memonitor tegangan yang tidak stabil. Jadi bila melakukan pengukuran tegangan yang bergerak naik-turun, sebaiknya menggunakan multimeter analog.

Cara Menggunakan Multimeter Digital
Cara menggunakannya sama dengan multimeter analog, hanya lebih sederhana dan lebih cermat dalam penunjukan hasil ukurannya karena menggunakan display 4 digit sehingga mudah membaca dan memakainya.
1.      Putar sakelar pemilih  pada posisi skala yang kita butuhkan setelah alat ukur siap dipakai.
2.      Hubungkan probenya ke komponen yang akan kita ukur setelah disambungkan dengan alat ukur.
3.      Catat angka yang tertera pada multimeter digital.
4.      Penyambungan probe tidak lagi menjadi prinsip sekalipun probenya terpasang terbalik karena display dapat memberitahu.
a.    Mengukur tegangan DC
a.       Atur Selektor pada posisi DCV.
b.      Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.
c.       Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur batas ukur pada posisi tertinggi supaya multimeter tidak  rusak.
d.      Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan dicek, probe warna merah pada posisi (+) dan probe  warna hitam pada titik
 (-) tidak boleh terbalik.
e.       Baca hasil ukur pada multimeter.

b.   Mengukur tegangan AC
1.      Atur Selektor pada posisi ACV.
2.      Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.
3.      Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya 
4.      Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan dicek. Pemasangan probe multimeter boleh terbalik.
5.      Baca hasil ukur pada multimeter.

c.    Mengukur kuat arus DC
1.      Atur Selektor pada posisi DCA.
2.      Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar arus yang akan di cek, misal : arus yang di cek sekitar 100mA maka atur posisi skala di batas ukur 250mA atau 500mA.
3.      Perhatikan dengan benar batas maksimal kuat arus yang mampu diukur oleh multimeter karena jika melebihi batas maka fuse (sekring) pada multimeter akan putus dan multimeter sementara tidak bisa dipakai dan fuse (sekring) harus diganti dulu.
4.      Pemasangan probe multimeter tidak sama dengan saat  pengukuran tegangan DC dan AC, karena mengukur arus berarti  kita memutus salah satu hubungan catu daya ke beban yang akan dicek arusnya, lalu menjadikan multimeter sebagai penghubung.
5.      Hubungkan probe multimeter merah pada output tegangan (+) catu daya dan probe (-) pada input tegangan (+) dari beban/rangkaian yang akan dicek pemakaian arusnya.
6.      Baca hasil ukur pada multimeter.

d.    Mengukur nilai hambatan sebuah resistor tetap
1.      Atur Selektor pada posisi Ohmmeter....
2.      Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai resistor yang akan diukur.
3.      Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan jarum nantinya dikalikan dengan angka pengali sesuai batas ukur.
4.      Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor boleh terbalik.
5.      Baca hasil ukur pada multimeter, pastikan nilai penunjukan multimeter sama dengan nilai yang ditunjukkan oleh gelang warna resistor.
e.    Mengukur nilai hambatan sebuah resistor variabel (VR)
1.      Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2.      Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai variabel resistor (VR)yang akan diukur.
3.      Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan jarum nantinya dikalikan dengan angka  pengali sesuai batas ukur.
4.      Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor boleh terbalik.
5.      Sambil membaca hasil ukur pada multimeter, putar/geser posisi variabel resistor dan pastikan penunjukan jarum multimeter berubah sesuai dengan putaran VR.
f.    Mengecek hubung-singkat / koneksi
1.      Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2.      Pilih skala batas ukur X 1 (kali satu).
3.      Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung kabel/terminal yang akan dicek koneksinya.
4.      Baca hasil ukur pada multimeter, semakin kecil nilai hambatan yang ditunjukkan maka semakin baik konektivitasnya.
5.      Jika jarum multimeter tidak menunjuk kemungkinan kabel atau  terminal tersebut putus.

g.    Mengecek diode
1.      Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2.      ilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
3.      Hubungkan  probe multimeter (-) pada anoda dan probe (+) pada katoda.
4.      Jika diode yang dicek berupa led maka batas ukur pada X1 dan saat dicek, led akan menyala.
5.      Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar  5-20K) berarti dioda baik, jika tidak menunjuk berarti dioda  rusak putus.
6.      Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (+) pada anoda dan probe (-) pada katoda.
7.      Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti  dioda baik, jika bergerak berarti dioda rusak bocor tembus  katoda-anoda.

h.    Mengecek transistor NPN
1.      Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2.      Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
3.      Hubungkan  probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada kolektor .
4.      Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti  transistor rusak putus B-C.
5.      Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (+)  pada basis dan probe (-) pada kolektor.
6.      Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-C.
7.      Hubungkan  probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada emitor.
8.      Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar  5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti  transistor rusak putus B-E.
9.      Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada emitor.
10.  Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-E.
11.  Hubungkan  probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor.
12.  Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus C-E.
Note : pengecekan probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) padakolektor tidak diperlukan.

i.     Mengecek transistor PNP
1.      Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2.      Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
3.      Hubungkan  probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada kolektor.
4.      Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-C.
5.      Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada kolektor.
6.      Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-C.
7.      Hubungkan  probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada emitor.
8.      Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-E.
9.      Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada emitor.
10.  Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-E.
11.  Hubungkan  probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) pada kolektor.
12.  Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus C-E.
Note : pengecekan probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor tidak diperlukan.

j.    Mengecek Kapasitor Elektrolit (Elko).
1.      Atur Selektor pada posisi Ohmmeter..
2.      Pilih skala batas ukur X 1 untuk nilai elko diatas 1000uF, X 10 untuk untuk nilai elko diatas 100uF-1000uF, X 100 untuk nilai elko 10uF-100uF dan X 1K untuk nilai elko dibawah 10uF.
3.      Hubungkan  probe multimeter (-) pada kaki (+) elko dan probe (+) pada kaki (-) elko.
4.      Pastikan jarum multimeter bergerak kekanan sampai nilai tertentu (tergantung nilai elko) lalu kembali ke posisi semula.
5.      Jika jarum bergerak dan tidak kembali maka dipastikan elko bocor.
Jika jarum tidak bergerak maka elko kering / tidak menghantar




C.Fungsi dari Multitester
       Multitester memiliki banyak fungsi, diantaranya adalah :
1.      Alat ukur arus searah
            Ammeter arus searah (DC ammeter) dipergunakan untuk mengukur arus searah. Alat ukur ini dapat berupa amperemeter, milliamperemeter dan galvanometer. Dalam mempergunakan ammeter arus searah perlu diperhatikan beberapa hal yaitu:
- Ammeter tidak boleh dipasang sejajar (paralel) dengan sumber daya
- Ammeter harus dipasang seri dengan rangkaian yang diukur arusnya
- Polaritas (tanda + dan -)

2.      Alat  ukur tegangan searah
            Suatu alat ukur tegangan searah umumnya terdiri dari: meter dasar (Amperemeter) dan rangkaian tambahan untuk memperoleh hubungan antara tegangan searah yang diukur dengan arus searah yang mengalir melalui meter dasar. Meter dasar merupakan suatu alat yang bekerja (merupakan stator), dan suatu kumparan yang akan dilalui arus yang bebas bergerak dalam medan magnet tetap tersebut.

3.      Alat ukur tegangan bolak-balik
Pada dasarnya voltmeter bolak-balik terdiri dari: rangkaian penyearah, meter dasar (misalnya µA-meter searah) dan resistor seri.

4.      Alat ukur resistansi
     Secara umum suatu rangkaian ohmmeter terdiri dari meter dasar berupa miliammeter/mikroammeter arus searah, beberapa buah resistor dan potensiometer serta suatu sumber tegangan searah/batere. Kita mengenal dua macam ohmmeter, yaitu ohmmeter seri dan ohmmeter paralel.
rangkaian dasar ohmmeter


Multimeter dapat juga dipergunakan untuk mengukurbesaran-besaran (atau sifat-sifat komponen) secara tidak langsung).
Beberapa contoh diantaranya adalah:
a. mengukur polaritas dan baik buruknya dioda secara sederhana
b. mengetahui baik buruknya transistor secara sederhana
c. mengukur kapasitansi
d. mengukur induktansi


D.Prosedur Penggunaan Multimeter

            Sebelum digunakan pastikan multimeter tersebut dalam keadaan masih berfungsi dengan mengecek baterai pada multimeter tersebut. Arahkan saklar pemilih pada posisi off. Lalu pasang test pin positif dan negative. Sebelum melakukan pengukuran (tegangan DC, tegangan AC, dan Arus DC), posisikan jarum skala pada angka nol (disebelah kiri). Jika belum menunjuk angka nol, atur dengan pengatur jarum skala secara pelan-pelan agar tidak rusak.

            Untuk pengukuran tahanan, arahkan saklar pemilih pada batas ukur Ohm meter terlebih dahulu, lalu hubungkan test pin positif (+) dan test pin negative (-) hingga ujung test pin saling bersentuhan, setelah itu atur jarum skala hingga menunjuk angka nol disebelah kanan dengan menggunakan knop pengatur nol ohm. Perlu di ingat bahwa setiap batas ukur Ohm meter, Jarum skala tidak selalu menunjuk ke angka nol, untuk itu perlu di set dengan benar setelah mengganti batas ukur yang akan digunakan. Bila proses pengukuran sudah selesai atau multimeter sedang tidak digunakan, maka jangan lupa mengatur saklar pemlih pada posisi mati (off) agar baterai yang digunakan tidak cepat habis.









KESIMPULAN
            Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Multitester adalah alat pengukur listrik yang juga sering disebut sebagai VOM (Volt-Ohm Meter).Pada kehidupan sehari-hari multitester dapat digunakan untuk mengukur tegangan (Volt meter), hambatan (Ohm meter) maupun arus (Ampere meter). Multitester meiliki 2 jenis yaitu multitester analog dan digital. multitester digital dalam hasil pengukuranya lebih baik dari multitester analog, karena hasil pengukuran dari multitester digital lebih akurat dari pada multitester analog.