Kamis, 23 Mei 2013

makalah multitester


BAB 1
PENDAHULUAN
A.     LATAR BELAKANG
            Multitester lebih dipilih ketimbang alat ukur yang lain karena simpel dan bisa digunakan untuk mengukur banyak satuan listrik meskipun hanya dengan satu alat yakni multimeter saja. Dalam perkembangannya multitester selalu mengalami perubahan, tentu saja perubahan yang dimaksud akan membawa multitester menuju ke alat ukur yang lebih cermat serta mudah dalam penggunaannya. Pada dasarnya multimeter merupakan gabungan alat ukur dari volt meter, ohm meter dan ampere meter. Tapi sekarang ternyata multitester masih diciptakan lagi dengan versi terbarunya. Jika dahulu orang hanya mengenal multitester analog maka akhir-akhir ini perkembangan multitester menunjukkan multitester versi yang terbaru yakni multimeter digital. multitester digital tentunya lebih baik dari multitester analog, dengan akurasi pengukuran yang tinggi dan kemudahan dalam penggunaan serta pembacaan data hasil ukur membuat multimeter digital mulai disenangi dan menyebabkan multitester analog ditinggalkan. Meskipun demikian masih banyak pula orang yang menggunakan multitester digital karena merasa sudah terbiasa dan selainn itu harganya lebih murah daripada harus membeli multitester versi digital.

B. RUMUSAN MASALAH
1.Apa pengertian dari Multitester ?
2.Jenis-jenis Multitester ?
3.Apa fungsi dari Multister ?
4.Bagaimana Prosedur Penggunaan Multitester

C. Tujuan
1.Memahami pengertian Multitester
2.Mengetahui jenis-jenis Multitester
3.Mengetahui Fungsi dari Multitester
4.Dapat mengaplikasikan ProsedurPenggunaan Multitester dengan baik dan  
   benar

BAB 2
PEMBAHASAN
A.Pengertian Multitester
Multitester adalah alat pengukur listrik yang juga sering disebut sebagai VOM (Volt-Ohm Meter).Pada kehidupan sehari-hari multitester dapat digunakan untuk mengukur tegangan (Volt meter), hambatan (Ohm meter) maupun arus (Ampere meter). Multitester ada 2 jenis yaitu multitester analog dan digital.
Multitester analog menggunakan peraga jarum moving coil dan besaran ukur berdasarkan arus (elektronis dan non elektronis). Sedangkan multitester digital menggunakan peraga bilangan digital dan besaran ukur berdasarkan tegangan yang dikonversi ke sinyal digital.
Spesifikasi Multitester
·         Batas Ukur dan Skala Tegangan searah  (DC&AC), arus (DC), dan resistensi
·         Sensitivitas pengukuran tegangan
·         sensitivitas pengukuran tegangan dalam ΩΩ/V/V
·         ketelitian dalam %
·         jangkauan frekuensi tegangan bolak bolak-balik
·         yang mampu diukur (misalnya antara 20 Hz -
             30 KHz).
·         batere yang diperlukan



B. Jenis-jenis Multitester
Multitester ada 2 jenis, yaitu multitester analog dan multitester digital
1.Multitester Analog
Multimeter analog lebih banyak dipakai untuk kegunaan sehari-hari, seperti para tukang servis TV atau komputer kebanyakan menggunakan jenis yang analog ini. Kelebihannya adalah mudah dalam pembacaannya dengan tampilan yang lebih simple. Sedangkan kekurangannya adalah akurasinya rendah, jadi untuk pengukuran yang memerlukan ketelitian tinggi sebaiknya menggunakan multimeter digital.
Multimeter analog terdiri dari bagian-bagian penting, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Papan skala 
2. Jarum penunjuk skala 
3. Pengatur jarum skala 
4. Knop pengatur nol ohm
5. Batas ukur ohm meter 
6. Batas ukur DC volt (dcv)
7. Batas ukur AC volt (acv)
8. Batas ukur ampere meter DC
9. Saklar pemilih (dcv, acv, ohm, ampere dc)
10. Test pin positif (+)
11. Test pin negatif (-)






Cara Menggunakan Multimeter Analog
            Multitester analog dapat digunakan dengan cara-cara berikut ini:
1.      Untuk memulai setiap pengukuran, hendaknya jarum menunjukkan angka nol apabila kedua penjoloknya dihubungkan. Putarlah penala mekanik apabila jarum belum tepat pada angka nol (0).
2.      Putarlah sakelar pemilih ke arah besaran yang akan diukur, misalnya ke arah DC mA apabila akan mengukur arus DC, ke arah AC V untuk mengukur tegangan AC, dan ke arah DC V untuk mengukur tegangan DC.
3.      Untuk mengukur tahanan (resistor), sakelar pemilih diarahkan ke sekala ohm dan nolkan dahulu dengan menggabungkan probe positif dan negatif. Apabila belum menunjukkan angka nol cocokkan dengan memutar ADJ Ohm.
4.      Sambungkan penjolok warna merah ke jolok positif dan penjolok warna hidam ke jolok negatif.
5.      Untuk pengukuran besaran DC, jangan sampai terbalik kutub positif dan negatifnya karena bisa menyebabkan alat ukurnya rusak.
          
2.Multitester Digital
Multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih banyak jika dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki tambahan-tambahan satuan yang lebih teliti, dan juga opsi pengukuran yang lebih banyak, tidak terbatas pada ampere, volt, dan ohm saja. Multimeter digital biasanya dipakai pada penelitian atau kerja-kerja mengukur yang memerlukan kecermatan tinggi, tetapi sekarang ini banyak juga bengkel-bengkel komputer dan service center yang memakai multimeter digital.
Kekurangannya adalah susah untuk memonitor tegangan yang tidak stabil. Jadi bila melakukan pengukuran tegangan yang bergerak naik-turun, sebaiknya menggunakan multimeter analog.

Cara Menggunakan Multimeter Digital
Cara menggunakannya sama dengan multimeter analog, hanya lebih sederhana dan lebih cermat dalam penunjukan hasil ukurannya karena menggunakan display 4 digit sehingga mudah membaca dan memakainya.
1.      Putar sakelar pemilih  pada posisi skala yang kita butuhkan setelah alat ukur siap dipakai.
2.      Hubungkan probenya ke komponen yang akan kita ukur setelah disambungkan dengan alat ukur.
3.      Catat angka yang tertera pada multimeter digital.
4.      Penyambungan probe tidak lagi menjadi prinsip sekalipun probenya terpasang terbalik karena display dapat memberitahu.
a.    Mengukur tegangan DC
a.       Atur Selektor pada posisi DCV.
b.      Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.
c.       Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur batas ukur pada posisi tertinggi supaya multimeter tidak  rusak.
d.      Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan dicek, probe warna merah pada posisi (+) dan probe  warna hitam pada titik
 (-) tidak boleh terbalik.
e.       Baca hasil ukur pada multimeter.

b.   Mengukur tegangan AC
1.      Atur Selektor pada posisi ACV.
2.      Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.
3.      Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya 
4.      Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan dicek. Pemasangan probe multimeter boleh terbalik.
5.      Baca hasil ukur pada multimeter.

c.    Mengukur kuat arus DC
1.      Atur Selektor pada posisi DCA.
2.      Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar arus yang akan di cek, misal : arus yang di cek sekitar 100mA maka atur posisi skala di batas ukur 250mA atau 500mA.
3.      Perhatikan dengan benar batas maksimal kuat arus yang mampu diukur oleh multimeter karena jika melebihi batas maka fuse (sekring) pada multimeter akan putus dan multimeter sementara tidak bisa dipakai dan fuse (sekring) harus diganti dulu.
4.      Pemasangan probe multimeter tidak sama dengan saat  pengukuran tegangan DC dan AC, karena mengukur arus berarti  kita memutus salah satu hubungan catu daya ke beban yang akan dicek arusnya, lalu menjadikan multimeter sebagai penghubung.
5.      Hubungkan probe multimeter merah pada output tegangan (+) catu daya dan probe (-) pada input tegangan (+) dari beban/rangkaian yang akan dicek pemakaian arusnya.
6.      Baca hasil ukur pada multimeter.

d.    Mengukur nilai hambatan sebuah resistor tetap
1.      Atur Selektor pada posisi Ohmmeter....
2.      Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai resistor yang akan diukur.
3.      Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan jarum nantinya dikalikan dengan angka pengali sesuai batas ukur.
4.      Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor boleh terbalik.
5.      Baca hasil ukur pada multimeter, pastikan nilai penunjukan multimeter sama dengan nilai yang ditunjukkan oleh gelang warna resistor.
e.    Mengukur nilai hambatan sebuah resistor variabel (VR)
1.      Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2.      Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai variabel resistor (VR)yang akan diukur.
3.      Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan jarum nantinya dikalikan dengan angka  pengali sesuai batas ukur.
4.      Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor boleh terbalik.
5.      Sambil membaca hasil ukur pada multimeter, putar/geser posisi variabel resistor dan pastikan penunjukan jarum multimeter berubah sesuai dengan putaran VR.
f.    Mengecek hubung-singkat / koneksi
1.      Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2.      Pilih skala batas ukur X 1 (kali satu).
3.      Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung kabel/terminal yang akan dicek koneksinya.
4.      Baca hasil ukur pada multimeter, semakin kecil nilai hambatan yang ditunjukkan maka semakin baik konektivitasnya.
5.      Jika jarum multimeter tidak menunjuk kemungkinan kabel atau  terminal tersebut putus.

g.    Mengecek diode
1.      Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2.      ilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
3.      Hubungkan  probe multimeter (-) pada anoda dan probe (+) pada katoda.
4.      Jika diode yang dicek berupa led maka batas ukur pada X1 dan saat dicek, led akan menyala.
5.      Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar  5-20K) berarti dioda baik, jika tidak menunjuk berarti dioda  rusak putus.
6.      Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (+) pada anoda dan probe (-) pada katoda.
7.      Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti  dioda baik, jika bergerak berarti dioda rusak bocor tembus  katoda-anoda.

h.    Mengecek transistor NPN
1.      Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2.      Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
3.      Hubungkan  probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada kolektor .
4.      Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti  transistor rusak putus B-C.
5.      Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (+)  pada basis dan probe (-) pada kolektor.
6.      Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-C.
7.      Hubungkan  probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada emitor.
8.      Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar  5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti  transistor rusak putus B-E.
9.      Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada emitor.
10.  Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-E.
11.  Hubungkan  probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor.
12.  Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus C-E.
Note : pengecekan probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) padakolektor tidak diperlukan.

i.     Mengecek transistor PNP
1.      Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2.      Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
3.      Hubungkan  probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada kolektor.
4.      Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-C.
5.      Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada kolektor.
6.      Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-C.
7.      Hubungkan  probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada emitor.
8.      Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-E.
9.      Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada emitor.
10.  Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-E.
11.  Hubungkan  probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) pada kolektor.
12.  Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus C-E.
Note : pengecekan probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor tidak diperlukan.

j.    Mengecek Kapasitor Elektrolit (Elko).
1.      Atur Selektor pada posisi Ohmmeter..
2.      Pilih skala batas ukur X 1 untuk nilai elko diatas 1000uF, X 10 untuk untuk nilai elko diatas 100uF-1000uF, X 100 untuk nilai elko 10uF-100uF dan X 1K untuk nilai elko dibawah 10uF.
3.      Hubungkan  probe multimeter (-) pada kaki (+) elko dan probe (+) pada kaki (-) elko.
4.      Pastikan jarum multimeter bergerak kekanan sampai nilai tertentu (tergantung nilai elko) lalu kembali ke posisi semula.
5.      Jika jarum bergerak dan tidak kembali maka dipastikan elko bocor.
Jika jarum tidak bergerak maka elko kering / tidak menghantar




C.Fungsi dari Multitester
       Multitester memiliki banyak fungsi, diantaranya adalah :
1.      Alat ukur arus searah
            Ammeter arus searah (DC ammeter) dipergunakan untuk mengukur arus searah. Alat ukur ini dapat berupa amperemeter, milliamperemeter dan galvanometer. Dalam mempergunakan ammeter arus searah perlu diperhatikan beberapa hal yaitu:
- Ammeter tidak boleh dipasang sejajar (paralel) dengan sumber daya
- Ammeter harus dipasang seri dengan rangkaian yang diukur arusnya
- Polaritas (tanda + dan -)

2.      Alat  ukur tegangan searah
            Suatu alat ukur tegangan searah umumnya terdiri dari: meter dasar (Amperemeter) dan rangkaian tambahan untuk memperoleh hubungan antara tegangan searah yang diukur dengan arus searah yang mengalir melalui meter dasar. Meter dasar merupakan suatu alat yang bekerja (merupakan stator), dan suatu kumparan yang akan dilalui arus yang bebas bergerak dalam medan magnet tetap tersebut.

3.      Alat ukur tegangan bolak-balik
Pada dasarnya voltmeter bolak-balik terdiri dari: rangkaian penyearah, meter dasar (misalnya µA-meter searah) dan resistor seri.

4.      Alat ukur resistansi
     Secara umum suatu rangkaian ohmmeter terdiri dari meter dasar berupa miliammeter/mikroammeter arus searah, beberapa buah resistor dan potensiometer serta suatu sumber tegangan searah/batere. Kita mengenal dua macam ohmmeter, yaitu ohmmeter seri dan ohmmeter paralel.
rangkaian dasar ohmmeter


Multimeter dapat juga dipergunakan untuk mengukurbesaran-besaran (atau sifat-sifat komponen) secara tidak langsung).
Beberapa contoh diantaranya adalah:
a. mengukur polaritas dan baik buruknya dioda secara sederhana
b. mengetahui baik buruknya transistor secara sederhana
c. mengukur kapasitansi
d. mengukur induktansi


D.Prosedur Penggunaan Multimeter

            Sebelum digunakan pastikan multimeter tersebut dalam keadaan masih berfungsi dengan mengecek baterai pada multimeter tersebut. Arahkan saklar pemilih pada posisi off. Lalu pasang test pin positif dan negative. Sebelum melakukan pengukuran (tegangan DC, tegangan AC, dan Arus DC), posisikan jarum skala pada angka nol (disebelah kiri). Jika belum menunjuk angka nol, atur dengan pengatur jarum skala secara pelan-pelan agar tidak rusak.

            Untuk pengukuran tahanan, arahkan saklar pemilih pada batas ukur Ohm meter terlebih dahulu, lalu hubungkan test pin positif (+) dan test pin negative (-) hingga ujung test pin saling bersentuhan, setelah itu atur jarum skala hingga menunjuk angka nol disebelah kanan dengan menggunakan knop pengatur nol ohm. Perlu di ingat bahwa setiap batas ukur Ohm meter, Jarum skala tidak selalu menunjuk ke angka nol, untuk itu perlu di set dengan benar setelah mengganti batas ukur yang akan digunakan. Bila proses pengukuran sudah selesai atau multimeter sedang tidak digunakan, maka jangan lupa mengatur saklar pemlih pada posisi mati (off) agar baterai yang digunakan tidak cepat habis.









KESIMPULAN
            Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Multitester adalah alat pengukur listrik yang juga sering disebut sebagai VOM (Volt-Ohm Meter).Pada kehidupan sehari-hari multitester dapat digunakan untuk mengukur tegangan (Volt meter), hambatan (Ohm meter) maupun arus (Ampere meter). Multitester meiliki 2 jenis yaitu multitester analog dan digital. multitester digital dalam hasil pengukuranya lebih baik dari multitester analog, karena hasil pengukuran dari multitester digital lebih akurat dari pada multitester analog.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar