Kamis, 02 Agustus 2012


Lirik Lagu Andrigo – Demi Cinta (feat. Hanny)
Ini hanya cinta manusia biasa
Tak bisa menolak cinta luar biasa
Semua ku lakukan ku pertahankan demi cinta
Semua ku katakan demi cinta
Semua ku relakan demi cinta
Semua ku lakukan ku pertahankan demi cinta
Jangan kau katakan cinta sia-sia
Jangan kau katakan aku tak setia
Biarkan waktu menjaga cinta
Biarkanlah cinta menyatukan kita
Semua ku lakukan ku pertahankan demi cinta
Jangan kau katakan cinta sia-sia
Jangan kau katakan aku tak setia
Biarkan waktu menjaga cinta
Biarkanlah cinta menyatukan kita
Semua ku lakukan ku pertahankan demi cinta
Semua ku lakukan ku pertahankan demi cinta

Contoh Makalah Profesi Pendidikan


MAKALAH PROFESI PENDIDIKAN
PROBLEMATIKA DALAM MELAKSANAKAN PROFESI PENDIDIKAN


DAFTAR ISI
                                                                             
HALAMANJUDUL ……………………………………………………………… I                    
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… II
PENDAHULUAN ………………………………………………………………... III
PEMBAHASAN
I.                   Problematikadalammelaksanakanprofesipendidikan ………………….. 1
II.                Adapun problematika yang di hadapi …………………………………. 2
PENUTUP……………………………………………………………………..…..V                                                                                 













A.       PENDAHULUAN
Sejak disahkankannya Undang-undang No.14 tentang Guru dan Dosen tahun 2005, pamor profesi guru mulai naik. Profesi ini mulai diminati lagi oleh banyak orang. Apalagi dengan adanya sertifikasi guru dalam jabatan di tahun 2007. Telah banyak guru yang mengikuti sertifikasi agar dapat memperoleh sertifikat guru guna dianggap guru professional serta mengajar lebih professional, namun walaupun demikian profesi guru bukan  tidak ada aral  melintang, masih banyak hambatan dan problematika yang di hadapi dalam melaksanakan profesi pendidikannya, ada beberapa  problematika yang di hadapi dalam melakasanakan profesi pendidikan, yaitu kurangnya minat guru untuk meneliti, masalah kesejahteraan guru, kurang kreatifnya guru dalam membuat alat peraga atau media pembelajaran, ketakutan dan keminderan seorang guru dalam melakukan ekspresi, serta keberanian seorang guru dalam berinovasi. Untuk mengatasi problematika guru di atas, diperlukan kerjasama dari kita semua untuk dapat saling membantu agar guru mampu meneliti, mendapatkan income tambahan dari keprofesionalannya, dan menyulut guru untuk kreatif dalam mengembangkan sendiri media pembelajarannya. Bila itu semua dapat terwujud, maka kualitas pendidikan kita pun akan meningkat









B. PEMBAHASAN
I. Problematika dalam Melaksanakan Profesi Pendidikan
            Ada beberapa Problematika yang sekarang di hadapi guru dalam melaksanakan profesi pendidikan yang seharusnya harus di selesaikan demi terwujudnya sumber daya manusia Indonesia yang kompetitif dan mandiri di masa datang. Oleh karena itu diperlukan upaya yang sungguh-sungguh dan kontinyu bagi peningkatan dan pengembangan kemampuan profesional guru, baik itu upaya dari guru itu sendiri, sekolah maupun pemerintah.
II. Adapun problematika yang di hadapi
Problematika pertama yang di hadapi oleh seorang guru adalah kurangnya minat guru untuk meneliti, telah kita ketahui setiap tahun, depdiknas selalu rutin melaksanakan lomba keberhasilan guru dalam pembelajaran (LKGDP) tingkat nasional yang diselenggarakan oleh direktorat Profesi Guru. ). PTK adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat, namu banyak guru yang malas untuk meneliti di dalam kelasnya sendiri mereka menganggap bahwa meneliti itu sulit, sehingga tidak terlihatnya sumbangsi guru untuk meneliti dan menulis sebuah karya ilmiah yang di selenggrakan oleh direktorat profesi guru jadi pada masalah ini guru terlihat pasif dan hanya bertugas untuk mengajar tidaka ada upaya untuk memperbaiki kinerja mereka dalam melaksanakan pengajaran di dalam kelas.
Problematika yang kedua adalah  masalah kesejahteraan, sudah ada upaya dari pemerintah untuk mensejahterakan kehidupan guru seperti adanya program sertifikasi guru, namun program sertifikasi tersebut tidak bisa di lakukan oleh setiap guru ada beberapa syarat yang harus di penuhi oleh guru, seperti masa kerja, ataupun ada penelitian penelitian yang harus di lakukan. Oleh karena hal tersebut masih banyak guru yang belum mendapat kesejahteraan seperti guru yang belum PNS atau guru honorer, belum mendapat gaji tetap dari pemerintah, guru honor hanya mendapat gaji dari kebijakan sekolah yang di ambil dari dana bos, dan jumlahnya sangat kecil, dan kadang sama sekali tidak mencukupi untuk biaya hidup apalagi yang sudah berkeluarga, besar pengeluaran dari pada penghasilan. Biar bagaimanapun juga profesi guru adalah pilar terpenting untuk kemajuan bangsa. Oleh karena itu sudah sepantasnya apabila profesi ini lebih diperhatikan, terlebih kesejahteraannya. Tetapi, jangan karena kesejahteraan kurang kemudian kreativitas guru menjadi mati.
Problematika yang ketiga adalah kurang kreatifnya guru dalam membuat alat peraga atau media pembelajaran, selama ini banyak guru menganggap bahwa siswa hanya botol kosong yang harus di isi dengan system transfer ilmu, padahal siswa itu butuh pengembangan butuh inovasi baru, baik dari ilmu ilmu yang di ajarkan maupun media pembelajaran yang di gunakan, namun banyak guru yang tidak kreatif dan malas untuk membuat alat peraga guna mendukung proses belajar mengajar, mereka hanya memakai system CBSH yaitu catat buku sampai habis, atau hanya melakukan proses belajar dengan system ceramah, yang kadang kadang membuat siswa menjadi bosan dan mengantuk, karena siswa tidak menemukan hal hal menarik, atau hal hal baru di dalam kelas, maka dari itu seharusnya guru lebih kreatif untuk membuat atau menyediakan alat peraga dan juga media pembelajaran, tentunya dengan dukungan sekolah dan pemerintah, agar dapat menciptakan suasana kelas yang menarik, kreatif dan penuh semangat agar dapat menciptakan SDM yang lebih kreatif dan inovatif.
Problematika yang keempat adalah ketakutan dan keminderan seorang guru dalam  melakukan ekspresi, sebuah contoh bagaimana seorang guru tidak bisa menunjukan ekspresi yang menarik di dalam kelas, dapat saya ambil dari pengalaman saya ketika menjadi seorang siswa, dan guru yang paling paling tidak bisa berekspresi itu guru matematika,  biasanya guru matematika itu berekspresi datar dan bahkan menyeramkan, siswa sering menyebutnya guru killer, bagaimana siswa bisa enjoy untuk belajar kalau melihat ekspresi gurunya saja sudah takut, seharusnya guru harus lebih ekspresif namun dalam batas kewajaran karena kalau lebih bisa dikatakan siswa guru yang terlalu over, guru harusnya tidak boleh takut dan minder untuk berekspresi untuk menciptakan suasana kelas yang menyenakan namun tetap serius dalam belajar,agar siswa lebih enjoy dan tertarik untuk mengikuti proses belajar
Problematika yang terahir adalah keberanian seorang guru untuk berinovasi, banyak guru yang takut berinovasi dalam pembelajaran, di karena mungkin karena mengikuti aturan aturan yang ada baik dari sekolah maupun pemerintah, padahal banyak sekali mamfaat bila guru mau berinovasi, dengan prinsip pembelajaran inovatif, seorang guru akan mampu memfasilitasi siswanya untuk mengembangkan diri dan terjun di tengah masyarakatnya. Hal ini dapat dipahami dengan memerhatikan beberapa prinsip pembelajaran inovatif, yaitu: pembelajaran bukan pengajaran, guru sebagai fasilitator bukan instruktur, siswa sebagai subjek bukan objek, multimedia bukan monomedia, sentuhan manusiawi bukan hewani,  pembelajaran induktif bukan deduktif, materi bermakna bagi siswa bukan sekadar dihafal, keterlibatan siswa partisipasif,bukan pasif. Dan mereka harus menyari bahwa perubahan yang keil dapat berdampak besar.
















KESIMPULAN
            Dari pembahasan diatas  mengenai  problematika dalam melaksanakan profesi pendidkan dapat  disimpulan bahwa problematika yang dihadapi oleh guru pada saat sekarang adalah yang pertama  kurangnya minat seorang guru untuk meneliti,  kedua kurangnya kesejahteraan seorang guru, ketiga adalah kurang kreatifnya seorang guru dalam membuat alat peraga ataupun media pembelajaran, dan yang keempat ketakutan dan keminderan  seorang guru dalam berekspresi serta keberanian seorang guru untuk berinovasi.
Dan untuk mengatasi problematika guru di atas, diperlukan kerjasama dari kita semua baik guru  sekolah dan pemerintah terutama pemerintah untuk dapat membantu agar guru mampu meneliti Karenanya guru harus diberikan bekal agar dapat melakukan sendiri Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dan juga pemerintah harus lebih mensejahterakan kehidupan guru dengan semakin meningkatnya kesejahteraan guru, maka akan berimbas kepada peningkatan mutu guru dan kualitas pendidikan, bagaimanapun juga profesi guru adalah pilar terpenting untuk kemajuan bangsa. Oleh karena itu sudah sepantasnya apabila profesi ini lebih diperhatikan terlebih kesejahteraannya pengajarnya. Karena setelah guru mendapatkan kesejahteraan itu akan menyulut guru untuk kreatif dalam mengembangkan sendiri media pembelajarannya, untuk meningkatkan kekreatifan guru bukan hanya karena banyaknya dana, denagan dana yang terbataspun seharusnya guru bisa lebih kreatif untk membuat alat peraga dan bila itu semua dapat terwujud, maka kuali tas pendidikan kita pun akan meningkat seperti memampaatkan lapangan, tumbuh tumbuhan di sekitar sekolah dll, Karena alat peraga tak harus mahal yang sederhana pun bisa. Selanjutnya, ketakutan dan keminderan seorang guru dalam melakukan ekpresi merupakan hal yang harus di tanggulangi dan diatasi, seorang guru sudah seharusnya untuk yakin bahwa setiap guru tanpa terkecuali dapat berinovasi dalam pembelajarannya, dan menyakini perubahan perubahan kecil yang di lakukan dapat menghasilkan suatu perubahan yang besar, serta seorang guru harus terbuka menerima saran dan kritik dari guru lain. Lebih jauh, keberanian seorang guru dalam berinovasi, serta merta akan membentuk karakternya menjadi kreatif. Kemampuan dan kapasitasnya, baik hard skill maupun soft skill, akan terasah dengan sendirinya. Kekreatifan seorang guru, akan berdampak tidak hanya pada pola komunikasi pembelajaran, tetapi juga akan membentuk suasana serta atmosfir  kelas yang menyenangkan.

Contoh Penerapan Sistem Manajemen K3 di Dunia Industri


CONTOH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3 DI DUNIA INDUSTRI

Contoh penerapan SMK3 di dunia Industri di perusahaan perusahaan CSI
Perusahaan-perusahaan CSI telah berkomitment penuh untuk meningkatkan kinerja keselamatan kerja dalam perusahaan mereka dan telah mencapai peningkatan yang berarti.Semen adalah salah satu substansi yang paling banyak digunakan di bumi, membuat semen merupakan proses enerji dan intensif dalam sumber daya yang membawa akibat terhadap lingkungan lokal maupun global serta akibat bagi keselamatan &kesehatan.

Penerapan sitem manajemen k3
Persyaratan umum Sistem Manajemen K3
Ruang lingkup yang tepat dari Sistem Manajemen K3 bervariasi tergantung pada perusahaan, negara dan faktor lokal lainnya tetapi secara umum mensyaratkan :
     - Adanya suatu kebijakan K3
     - Struktur organisasi untuk menerapkam kebijakan di atas
     - Program implementasi
     - Metode untuk mengevaluasi keberhasilan penerapan dan adanya umpan balik
     - Rencana tindakan perbaikan untuk peningkatan secara berkesinambungan.
Dokumen ILO –OHS 2001 menentukan elemen-elemen ini secara detail. Tergantung pada tiap Perusahaan untuk mengadaptasinya dalam tujuan K3 korporasi yang lebih
khusus.
Contoh Sistem Manajemen K3 yang digunakan di beberapa Perusahaan CSI
Sebagai contoh kebijakan K3 secara umum, terlampir yang dipergunakan oleh perusahaan CSI.
Kebijakan K3 secara berkelompok mensyaratkan semua Manajer setempat untuk :
     - Mematuhi semua peraturan K3
     - Menyediakan tempat kerja yang sehat dan aman bagi semua pekerja ( baik
       pekerja langsung maupun tidak langsung)
     - Secara terus menerus meningkatkan praktek K3 industri yang terbaik
Kebijakan K3 group juga mensyaratkan semua pekerja ( baik langsung maupun tidak
langsung) untuk :
     - bekerja dengan cara yang aman & sehat sebagaimana disyaratkan oleh hukum
       dan diperintahkan oleh Manajemen.
Contoh lain dari kebijakan K3 yang digunakan oleh perusahaan CSI :
Perusahaan menempatkan nilai tertinggi pada jaminan keselamatan & kesehatan bagi karyawan, sub-kontraktor , pihak ketiga, dan pengunjung kami. Sekalipun kinerja kami dibandingkan dengan Perusahaan yang terbaik dalam industri yang sama seperti misalnya industri pertambangan dan industri berat memperlihatkan bahwa kami belum melaksanakan K3 sebaik yang telah mereka terapkan, kami harus tetap meningkatkannya secara signifikan. Tujuan kami adalah untuk mencapai nihil kecelakaan yang menyebabkan kematian atau cacat permanen dan untuk secara substansial mengurangi kecelakaan yang menyebabkan kehilangan jam kerja (losttime injury).
Beberapa elemen sistem Manajemen K3 yang digunakan oleh perusahaan CSI lainnya
digambarkan sbb :
Kebijakan Kesehatan & Keselamatan :
Prinsip-prinsip Panduan :
Semua orang yang bekerja di lokasi mempunyai hak untuk mendapatkan lingkungan/kondisi kerja yang aman dan sehat dan mempunyai kewajiban untuk memberikan kontribusi pada kondisi tersebut dengan berperilaku yang bertanggung jawab. Kami melihat K3 sebagai nilai bisnis utama yang diintregasikan pada seluruh kinerja bisnis. Setiap cidera atau kasus sakit akibat hubungan kerja, dapat dihindari dengan sistem kerja , peralatan , substansi, training dan supervisi yang tepat. Manajemen K3 yang efektif mencakup penilaian resiko dari desain lokasi sejak awal - tahap konstruksi, komisioning dan perencanaan secara keseluruhan dari suatu organisasi dan pemeliharaannya. Semua kegiatan operasinal kami harus secara
kontinyu meningkatkan kinerja K3.
Peran dan tanggung jawab utama
Setiap Manager di semua jenjang, menjamin kesehatan dan keselamatan untuk orang orang yang ada di tempat kerja di bawah tanggung jawabnya. Manager harus menerapkan kebijakan dan sistem dalam area kontrol dan pengaruhnya Group Executive/Vice President SDM dari Perusahaan bertanggung jawab untuk mengkoordinasi dan mengevaluasi kembali secara keseluruhan kebijakan K3,memberikan rekomendasikan mengenai hal tersebut kepada Komite Eksekutif.
Semua karyawan memiliki tanggung jawab untuk kesehatan & keselamatan mereka sendiri dan teman lainnya yang berada dalam lingkup/terpengaruh oleh tindakan
mereka.
Proses dan Alat Utama pada tingkat Korporasi
Divisi memiliki suatu sistem Manajemen K3 untuk memastikan adanya peningkatan kinerja secara berkesinambungan. Hal ini didasarkan pada kebijakan K3 yang merefleksikan kebijakan korporasi dalam hal prinsip-prinsipnya, kerangka kerja, tanggung jawab, koordinasi dan pengawasan, kewajiban ini juga mencakup Unit baru yang bergabung dengan Perusahaan. Sumber daya tertentu seperti manusia, keuangan di dedikasikan dan di identifikasikan guna mencapai target.
Analisa Resiko
Proses manajemen dipastikan tersedia untuk menjamin resiko telah di identifikasikansecara baik, terkontrol dalam organisasi, dll.
Audit & Inspeksi Keselamatan
Audit & Inspeksidilaporkan dan digunakan untuk tindakan korektif dan preventif, yang dikelola dengan cara yang sama seperti yang dilakukan saat analisa suatu cidera. Inspeksi dan audit ini dilakukan oleh Manajemen tingkat lini yang dilatih untuk tujuan tersebut, mencakup juga tingkat Management Atas.
Instruksi, peraturan dan prosedur
Instruksi, peraturan dan prosedur dibuat sehingga pekerjaan dapat dilakukan secara aman, tanpa resiko pada kesehatan, dan sesuai dengan penilaian resiko, akan bersifat :
     - Tertulis
     - Selalu disesuaikan / diperbaharui
     - Sesuai dengan peraturan hokum/regulasi
     - Realistik
     - Diketahui dan dimengerti oleh semua pihak yang terlibat
     - Ditindaklanjuti dan dihargai




Pelatihan & Komunikasi
Pelatihan
Rencana dan program yang sesuai harus dibuat untuk menjamin semua personilmemiliki kompetensi dalam bidang K3, ini mencakup tersedianya pelatihan dan perlunya pengalaman yang sesuai.
Pelatihan Keselamatan meliputi :
    - Pelatihan perilaku selamat dan mengapa K3 merupakan hal yang penting
    - Pelatihan Manajemen K3
    - Pelatihan penilaian resiko
    - Pelatihan mengenai prosedur dan metode
    - Pelatihan penggunaan peralatan kerja
    - Pelatihan guna mendapatkan otorisasi dan lisensi
Ini menyangkut semua personil seperti :
    - karyawan baru dan karyawan tidak tetap
    - staff yang telah ada (penempatan kembali, promosi, transfer, mutasi)
    - Manajemen ( audit, investigasi, tindakan pencegahan, rapat untuk memfasilitasi, dll)
    - kontraktor sesuai keperluan
Semua pelatihan keselamatan terdata, khususnya pada file pribadi secara rutin harus dikaji ulang.
Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu faktor penting dari program keselamatan, harus mencakup informasi mengenai program keselamatan khusus setiap lokasi, umpan balik dalam hal kinerja dan tindakan yang diambil, mempelajari hal penting guna mencegah kecelakaan.
Pimpinan di seluruh dunia telah menyadari bahwa sistem keselamatan yang dikelola dengan baik akan memberikan strategi operasional untuk meningkatkan manajemen secara keseluruhan. Pada tahun-tahun terakhir organisasi-organisasi utama secara signifikan telah menemukan bahwa aplikasi dan tehnik manajemen keselamatan bukan hanya mengurangi cidera dan penyakit namun juga terjadi peningkatan yang dapat terukur dalam hal efisiensi, kualitas dan
produktifitas. Sebagaimana dijanjikan dalam Agenda tindakan, TF3 saat ini telah membuat draft
study kompilasi mengenai praktek-praktek yang baik/percontohan dalam bidang K3 di industri semen. Dokumen ini menggariskan bagaimana Manajemen K3 dapat dan seharusnya dicapai tanpa menjadi beban berlebihan, dokumen ini memberikan panduan praktis mengenai praktek yang baik dari prosedur keselamatan dalam industri semen berdasarkan pengalaman yang ada dan berfokus pada kejadian fatal yang dilaporkan serta hasil investigasi dari penyebab kecelakaan. Secara bersamaan dokumen ini juga memberikan panduan kesehatan karyawan, berfokus pada masalah kesehatan yang paling umum dan yang secara khusus berhubungan dengan penggunaan dari bahan bakar pengganti (AFR). Banyak perusahaan yang tergabung dalam CSI telah mengimplementasikan panduan ini; walaupun telah diketahui sebagai suatu kebutuhan, hal ini penting untuk disebarluaskan pada industri dengan skala yang lebih luas dan stakeholders eksternal.




Contoh Langkah-Langkah Penerapan K3




DAFTAR ISI
                                                                                                                                                                                                                                                            HAL
HALAMAN JUDUL……………………………..................................       i
DAFTAR ISI…………………………………………………………...       ii
LATAR BELAKANG…………………………………………………       iii
ISI……………………………………………………………………...        iv
KESIMPULAN………………………………………………………...       v
PERTANYAAN……………………………………………………….       vi
JAWABAN……………………………………………………………        vii










ii
LATAR BELAKANG
            Dalam system  manajemen penerapan  k3 ada  beberapa tahapandan langkah-langkah yang harus di lakukan agar manajemen  penerapan k3 dapat berjalan secara efektif, yaitu tahapan persiapan, dan tahap pengembangan penerapan yang meliputi: menyatakan komitmen,  menetapkan cara penerapan, membentuk kelompok kerja, menetapkan sumber daya yang di perlukan, kegiatan penyuluhan, peninjauan system, penyusunan jadwal kegiatan , pengembangan system manajemen k3, penerapan system, proses sertifikasi.
            Sistem manajemen penerapan k3 dalam perusahaan harus dilakukan oleh manajemen puncak, komitmen manajemen puncak harus dinyatakan bukan hanya dalam kata-kata tetapi juga harus dengan tindakan nyata agar dapat diketahui, di pelajari, dihayati, dan di laksanakan oleh seluruh anggota dan staff karyawan perusahaan.
            Untuk itu selama kurang lebih satu tahun perusahaan harus siap menghadapi gangguan keadaan keuangan pada perusahaan karena banyaknya waktu yang seharusnya dikonsentrasikan untuk memproduksi atau beroperasi banyak terserap oleh prosespenerapan ini. 







iii
LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
System manajemen Keselamatan dan kesehatan kerja SMK3 mendapat perhatian yang sangat penting saat ini, karena masih tingginya angka kecelakaan kerja.SMK3 bertujuan menciptaptakan system Kesematan dan kesehatan kerja di tempat kerja, dengan menciptakan unsur manajemen, tenaga kerja  kondisi dan lingkungn kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta terciptanya tempat kerja yanga aman, efisien dan produktif (Sastro Hadiwiryo, 2002)
Dengan memperhatikan banyaknya resiko yang di peroleh perusahaan maka mulailah di terapkan manajemen resiko yang telah menerapkan pola preventif terhadap kecelakaan yang akan terjadi, manajemen resiko tidak hanya menuntut keterlibatan pihak manajemen tapi juga komitmen manajemen puncak dan seluruh pihak yang terkait (Rudiyanto, 2003)
Mengingat tingginya angka kecelakaan di Indonesia maka pemerintah mengeluarkan UU RI No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, pasal 87 UUtersebut mewajibkan setiap perusahaan menerapkan SMK3 sebagai bagian dari Manajemen perusahaan, dan bagi yang tidak menerapkannya akan di beri sanksi. Selain itu telah di keluarkan pula PERMENAKER No. 05/MEN/1990 tentang Penerapan SMK3 dan audit SMK3.
Pada sebagian besar  perusahaan, penerapan Keselamatan dan Kesehatan  Kerja di dalam perusahaan  harus terus di tingkatkan secara terus menerus dalam pelaksanaanya, sebagai sebuah jaminan bahwa penerapan yang di lakukan berkontribusi terhadap perkembangan ataupun kemajuan perusahaan dan juga dapat memperkecil kemungkinan kecelakaan yang bisa terjadi pada para pekerja atau lebih singkatnya dapat menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja pada saat bekerja.Oleh karena itu  penerapan k3 di sebuah perusaan memiliki langkah-langkah yang terbagi menjadi dua tahapan.Tahapan dan langkah-langkahnya adalah.
v  .   Tahap Persiapan.
Tahap persiapan merupakan,langkah awal yang harus di lakukan oleh sebuah perusahaan setelah itu baru di ikuti langkah-langkah lainnya.Dan perusahaan ketika melakukan tahap-tahap persiapanharus melibatkan sejumlah personelnya untuk dapat menerapkan tahapan dan langkah-langkahnya. Adapun Tahapan persiapannya adalah:
·         Komitmen manajemen puncak.
·         Menentukan ruang lingkup
·         Menetapkan cara penerapan
·         Membentuk kelompok penerapan
·         Menetapkan sumber daya yang diperlukan

v  Tahap Pengembangan dan Penerapan.
Pada tahapan ini berisi langkah-langkah yang harus di dilakukan oleh perusahaan, untuk dapat melakukan pengembangan dan penerapan k3. Langkah langkahnya adalah:
1
Ø  Langkah 1
Menyatakan Komitmen
Yang perlu kita garis bawahi adalah Penerapan K3 bukan hanya tanggung jawab Manejemen K3 saja, tapi juga tanggung jawab semua anggota perusahaan mulai dari Manajemen puncak sampai karyawan yang memiliki kedudukan rendah di dalam perusahaan itu. Namun karena Manajemen puncak memiliki kedudukan yang tinggi di dalam perusahaan maka Manejemenlah yang mengetuai pelaksanaan penerapan K3 serta di dukung oleh karyawan yang lain, dan berhasil atau tidaknya penerapan tergantung pada Manajemen. Karena itu lah adanya Komitmen sangat berperan besar pada persiapan penerapan K3 tanpa adanya Komitmen penerapan K3 tidak akan berjalan seperti apa yang telah di rencanakan.
Ø  Langkah 2.
Menetapkan Cara Penerapan
Untuk menetapakan cara penerapan K3, sebuah perusahaan agar lebih bijak dan juga agar tidak terjadinya kesalahan, perusahaan dapat menggunakan atau mencari orang-orang yang ahli dan mempunyai banyak pengalaman serta mengerti bagaimana cara-cara penerapan K3 yang baik dan benar, sehingga dapat mengetahui bagaimana cara yang paling efektip dalam proses penerapan K3. Adapun penerapannya adalah:
1.      Sumberdaya, struktur organisasi dan pertanggung jawaban
a.       Pimpinan puncak harus menjadi penanggung jawab utama untuk K3 dan system Manajemen K3
b.      Pimpinan puncak harus menunjukan komitmennya
c.       Penyedia jasa harus menentukan tanggung jawab k3
d.      Penyedia jasa dapat memotipasi karyawan di tempat kerja untuk bertanggung jawab terhadap aspek-aspek k3

2
2.      Kompetensi, pelatihan dan penyuluhan
a.       Menjamin setiap karyawan yang terlibat dalam pekerjaan yang mengandung resiko K3
b.      Mengidentifikasi dan melaksanakan pelatihan K3 dan SMK3 sesuai dengan kebutuhannya
c.       Mengevaluasi keefektifan pemilihan
d.      Membuat, menerapkan dan memelihara prosedur kerja karyawan
e.       Prosedur pelatiahan harus mempertimbangkan perbedaan tingkatan.

Ø  Langkah 3

Membentuk Kelompok Kerja Penerapan
Kelompok kerja, dapat di bentuk dengan mengambil perwakilan darisetiap unit kerja, hal ini bertujuan agar setiap unit bisa bertanggung jawab terhadap satuan unit kerjanya. Dalam proses penerapan anggota kelompok kerja memiliki fungsi sebagai agen dan fasilisator. Karena ketika mereka ingin menerapkan k3 pada anggota satuan kelompok unitnya , merekalah yang harus terlebih dahulu menerapkannya karena mereka yang menjadi acuan untuk anggotanya, dan mereka dapat menjelaskan mamfaat dan konsekuensi yang harus di tanggung.
Ø  Langkah 4
Menetapkan Sumber Daya Yang Diperlukan
Sumber daya yang di perlukan meliputi:
§  Orang
Orang pada kata di atas maksudnya adalah sumber daya manusia yang di tetapkan dan diberi tugas penuh dalam proses penerapan k3.
§  Perlengkapan
Maksud dari perlengkapan adalah mmenyiapkan fasilitas-fasilitas yang dapat menunjang proses penerapan baik itu darifasilatas  ruangan ataupun peralatan yang di gunakan.
§  Waktu
Penerapan k3 memerlukan waktu yang cukup lama , karena untuk menerapkan k3 tak semudah seperti membalikan telapak tangan, karena banyak pekerjaan yang harus di kerjakan, yang dapat menguras waktu, dana perusahaan ataupun tenaga sumber daya manusia.

Ø  Langkah 5
            Kegiatan penyuluhan
            Kegiatan penyuluhan pada penerapank3 memiliki beberapa tujuan penting yaitu:
§  Menyamakan presefsi dan motifasi betapa pentingnya penerapan k3 pada perusahaan
§  Dapat membangun komitmen kepada seluruh anggota yg ada di perusahaan agar dapat menerapkan k3 dengan tatacara yg benar dan efektif.
Penerapan k3 di lakukan dan dilaksanakan oleh seluruh personel perusahaan, oleh karena itu penyuluhan di lakukan agar semua karyawan ikut serta dalam melaksanakanya.
Ø  Langkah 6
Peninjauan system
Salah satu fungsi daridi bentuknya kelompok kerja adalah untuk melakukan peninjauan system , apakah sudah sesuai dengan persyaratan yang ada dalam SMK3. Serta prosedur dan tatacara penerapannya apakah sudah benar.

Ø  Langkah 7

Penyusunan Jadwal Kegiatan
Penyusunan jadwal kegiatan harus mempertimbangkan hal hal berikut ini:
§  Ruang lingkup pekerjaan
§  Kemampuan wakil manajemen dan kelompok kerja penerapan untuk membagi waktu
            Wakil manajemen bukan hanya mempunyai tugas untuk menerapkan k3, tapi wakil manajemen juga masih mempunyai tanggung jawab terhadap pekerjaanya pada perusahaan ,dan salah satu dari keduanya tidak bisa di tinggalkan, karena menjalankan langkah-langkah penerapan k3 sangat penting, begitu juga pekerjaan di perusahaan sama pentingnya untuk kelangsungan produksi perusahaan. Maka agar keduanya tidak terbengkalai Wakil manajemen  harus mampu mengatur ataupun membagi waktu untuk keduanya.      
Ø  Langkah 8

Pengembangan Sistem Manajemen
Beberapa kegiatan yang dapat di lakukan dalam manajemen K3dalam tahap pengembangan sisstem manajemen K3 adalah:
·         Dokumentasi
Pendokumentasian merupakan unsur utama setiap satuan system manajemen dan  buat sesuai dengan kebutuhan perusahaan , perusahaan perusahaan harus dengan jelas menentukan dokumen dan pengendnaga aliannya yang efektif. Pendokumentasian SMK3 mendukung kesadaran  tenagm a kerja dalam rangka mencapai tujuan k3 dan evaluaasi terhadap system dan kinerja kesehatan dan keselamatan kerja.

·         Pembagian kelompok
·         Penyusunan bagan air
·         Penulisan manual system manajemen k3
·         Prosedur
·         Dan intruksi kerja

Ø  Langkah 9

 Penerapan Sistem
Penerapan system sudah dapat di laksanaka , setelah satu dokumen telah selesai, tidak harus menunggu terlebih dahulu  dokumen lainnya selesai, tapi setelah selesainya satu dokumen sudah mencakup satu elemen standar jadi bisa langsung menerapkan system k3.

Ø  Langkah 10
 Proses sertifikasi
Proses sertifikasi dapat di lakukan oleh banyak lembaga system manajemen K3, misalnya OHSAS 18001:1999. Organisasi bebas menentukan organisasi manapun yang diinginkan.



                                                                                                                                               






6
KESIMPULAN
Setelah kami mempelajari dan memahami Langkah Langkah Penerapan k3 pada materi di atas, maka dapat di simpulkan bahwa, langkalangkah penerapan k3 di dalam perusahaan atau organisasi merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak bisa di anggap remeh.
Perusahaan harus menyedikan waktu khusus untuk membentuk dan menyiapkan sturuktur organisasi untuk mengatur dan menerapkan langkah-langkah penerapan k3, namun yang perlu di pahami bahwa penerapan k3 bukan hanya harus diterapkan dan dilakukan oleh manejemen k3 saja tapi juga harus adanya keterlibatan semua anggota perusahaan, mulai dari manejemen puncak sampai karyawan, semuanya harus terlibat langsung dan aktif, karena ketika penerapan k3 sudah diterapkan dengan baik maka keuntungannya bias terjadi pada seluruh aspek baik itu untuk keuntungan  perusahaan maupun untuk keselamatan dan kesehatan kerja perusahaan.










v

            PERTANYAAN
1)      Dewi Sartika, M
Tolong jelaskan cara cara, menetapkan cara penerapan ?
2)      Fiqih Anugrah
Jelaskan tahap-tahap pengembanngan K3, yaitu dokumentasi,pembagian kelompok, penyusun bagan air, penulisan manual system manajemen K3, prosedur dan instruksi kerja ?
3)      Nurul Salamah
Apa perbedaan dari membentuk kelompok kerja dan pembagian kelompok kerja ?
Dan Mengapa pembagian kelompok kerja tidak di masukankan ke dalam  langkah tiga, yaitu membentuk keompok kerja penerapan ?
4)      Lorentius
Menyatakan komitmen apakah itu termasuk tahap persiapan atau tahap pengembangan dan penerapan ?
5)      Akbar Andesta
Bagaimanakah melakukan peninjauan system yang efektif dan mengapa harus melakukan peninjauaan system ?
6)      Beni
Mengapa, penerapan system sudah dapat di laksanakan setelah selesai satu dokumen, tidak harus menunggu semua dokumen selesai ?




vi

JAWABAN
1.      Menetapkan cara penerapan, yaitu dengan cara
-          Menetapkan sumber daya, struktur organisasi dan pertanggung jawaban
-          Selanjutnaya yaitu dengan kompetensi, pelatihan dan penyuluhan
-          Perusahaan harus mengikuti angkah langkah penerapan k3
-          Dan juga bisa memintak bantuan jasa konsultan agar tau cara penerapan yang baik dan benar
(Jeprian nosa akbar)

2.      Tahap pengembangan system manajen k3 yaitu
-          Dokumen artinya system manajemen k3 di dokumenkan atau di arsipkan, setelah itu dapat di berikan kepada karyawan lainnya agar dapat di pahami dan ikuti.
-          Pembagian kelompok artinya  setelah adanya pembentukan kelompok, kelompok tersebut di bagi-bagi lagi menjadi kelompok-kelompok kecil, yang di wakili oeh setiap unit kerja.
-          Penyusun bagan air artinya pembagian struktur manajemen dari puncak sampai ahir atau dari pimpinan puncak sampai karyawan(di tambahkan  oleh Haris Muhamad Tribakhti)
-          Penulisan manual system manajemen k3 artinya system manajemen k3 di tulis secara manual, agar dapat di pahami dengan baik.
-          Prosedur artinya susunan atau aturan system manajeman k3 yang dapat di bentuk oleh kelompok pengembang system manajemen k3, agar dapat di ikuti oeh karyawan lainnya.
-          Dan instruksi kerja artinya instruksi(jeprian nosa akbar dan khoirunnisak)


3.      Perbedaan pembentukan kelompok kerja dan pembagian keompok kerja adalah pembentukan kelompok artinya perusahaan membentuk kelompok kerja agar penerapan langkah-langkah penerapan k3 dapat berjalan dengan efisien sedangkan pembagian kelompok kerja artinya setelahdiadakannya pembentukan kelompok kerja , kemudian di bagi bagi lagi menjadi kelompok kelompok kecil yang di wakili oleh setiap unit,  jadi perbedaanya adalah pembentukan kelompok kerja merupakan bagian umum sedangkan pembagian kelompok merupakan bagian khusus.
Dan mengapa pembagian keompok kerja tidak di masukkan pada langkah tiga, itu karena langkah-langkah penerapan k3 sudah memiliki sturuktur dan setiap langkah langkah memiliki bagian masing masing, jadi tidak bisa di samakan, karena keduanya sudah ada pada langkah-langkah yang sudah ditetapkan.(khoirunnisak)

Jawaban tambahan dari kelompok lain
(supriadi) sebelum melakukan pembagian kelompok kita harus melakukan pembentukan kelompok terlebih dahulu, sesuai dengan aturan yang ada

(aji purnomo)semua sudah tersusun dalam langkah-langkah masing- masing, setelah di bentuk kelompok kemudian di kembangkan lagi pada langkah selanjutnya yaitu dengan cara pembagian kelompok kerja

4.      Menyatakan komitmen termasuk ke dalam tahap pengembangan dan penerapan, karena menyatakan komitmen prinsip prinsip(yogi herdianto)

5.      Cara melakukan peninjauan system yang efektif yaitu kelompok kerja  penerapanyang sudah dibentuk melakukan pengawasan dan peninjauan apakah system yang sedang berlangsung sudah sesuai dengan persyaratan yang ada dalam SMK3, peninjauan di lakukan dengan 2 cara yaitu meninjau dokumen prosedur dan meninjau pelaksanaan. Mengapa harus melakukan peninjauan system karena peninjauan sytem berguna untuk melihat atau mengontrol apakah system yang di laksanakan sudah sesuai dengan persyaratan yang ada serta prosedur dan tata cara  penerapannya apakah sudah benar( yogi herdianto )
6.      Mengapa penerapan system sudah dapat di lakukan setelah satu dokumen selesai tidak harus menunggu semua dokumen selesai. Itu karena satu dokumen yang telah selesai sudah mencakup satu elemen dasar, jadi penerapan sudah bisa lakukan tidak harus menunggu semua dokumen selesai, karena apabila harus menunggu semua dokumen selesai, itu akan memerlukan waktu yang lama, sedangkan penerapan harus secepatnya di laksanakan karena hal itu sangat penting bagi perusahaan.(khoirunnisak)

Jawaban tambahan dari kelompok lain
(Edi pratono) penerapan k3 memerlukan waktu yang cukup lama, karena penerapan k3 tak semudah seperti kita membalikan telapak tangan, menyelesaikan satu dokumen saja sudah memerlukan waktu yang cukup lama, jadi setelah satu dokumen telah selesai maka bisa langsung bisa menerapkannya.












vii