Sabtu, 20 Oktober 2012
Kamis, 02 Agustus 2012
Lirik Lagu Andrigo – Demi Cinta
(feat. Hanny)
Ini hanya cinta manusia biasa
Tak bisa menolak cinta luar biasa
Semua ku lakukan ku pertahankan demi cinta
Tak bisa menolak cinta luar biasa
Semua ku lakukan ku pertahankan demi cinta
Semua ku katakan demi cinta
Semua ku relakan demi cinta
Semua ku lakukan ku pertahankan demi cinta
Semua ku relakan demi cinta
Semua ku lakukan ku pertahankan demi cinta
Jangan kau katakan cinta sia-sia
Jangan kau katakan aku tak setia
Biarkan waktu menjaga cinta
Biarkanlah cinta menyatukan kita
Semua ku lakukan ku pertahankan demi cinta
Jangan kau katakan aku tak setia
Biarkan waktu menjaga cinta
Biarkanlah cinta menyatukan kita
Semua ku lakukan ku pertahankan demi cinta
Jangan kau katakan cinta sia-sia
Jangan kau katakan aku tak setia
Biarkan waktu menjaga cinta
Biarkanlah cinta menyatukan kita
Semua ku lakukan ku pertahankan demi cinta
Semua ku lakukan ku pertahankan demi cinta
Jangan kau katakan aku tak setia
Biarkan waktu menjaga cinta
Biarkanlah cinta menyatukan kita
Semua ku lakukan ku pertahankan demi cinta
Semua ku lakukan ku pertahankan demi cinta
Contoh Makalah Profesi Pendidikan
MAKALAH
PROFESI PENDIDIKAN
PROBLEMATIKA
DALAM MELAKSANAKAN PROFESI PENDIDIKAN
DAFTAR ISI
HALAMANJUDUL
……………………………………………………………… I
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………
II
PENDAHULUAN ………………………………………………………………...
III
PEMBAHASAN
I.
Problematikadalammelaksanakanprofesipendidikan
………………….. 1
II.
Adapun problematika yang di hadapi
…………………………………. 2
PENUTUP……………………………………………………………………..…..V
A.
PENDAHULUAN
Sejak disahkankannya Undang-undang No.14 tentang Guru dan
Dosen tahun 2005, pamor profesi guru mulai naik. Profesi ini mulai diminati
lagi oleh banyak orang. Apalagi dengan adanya sertifikasi guru dalam jabatan di
tahun 2007. Telah banyak guru yang mengikuti sertifikasi agar dapat memperoleh
sertifikat guru guna dianggap guru professional serta mengajar lebih
professional, namun walaupun demikian profesi guru bukan tidak ada aral melintang, masih banyak hambatan dan
problematika yang di hadapi dalam melaksanakan profesi pendidikannya, ada
beberapa problematika yang di hadapi
dalam melakasanakan profesi pendidikan, yaitu kurangnya minat guru untuk
meneliti, masalah kesejahteraan guru, kurang kreatifnya guru dalam membuat alat
peraga atau media pembelajaran, ketakutan dan keminderan seorang guru dalam
melakukan ekspresi, serta keberanian seorang guru dalam berinovasi. Untuk mengatasi
problematika guru di atas, diperlukan kerjasama dari kita semua untuk dapat
saling membantu agar guru mampu meneliti, mendapatkan income tambahan dari
keprofesionalannya, dan menyulut guru untuk kreatif dalam mengembangkan sendiri
media pembelajarannya. Bila itu semua dapat terwujud, maka kualitas pendidikan
kita pun akan meningkat
B. PEMBAHASAN
I.
Problematika dalam Melaksanakan Profesi Pendidikan
Ada beberapa Problematika yang
sekarang di hadapi guru dalam melaksanakan profesi pendidikan yang seharusnya
harus di selesaikan demi terwujudnya sumber daya manusia Indonesia yang
kompetitif dan mandiri di masa datang. Oleh karena itu diperlukan upaya yang
sungguh-sungguh dan kontinyu bagi peningkatan dan pengembangan kemampuan
profesional guru, baik itu upaya dari guru itu sendiri, sekolah maupun
pemerintah.
II.
Adapun problematika yang di hadapi
Problematika pertama yang di hadapi oleh seorang guru adalah
kurangnya minat guru untuk meneliti, telah kita ketahui setiap
tahun, depdiknas selalu rutin melaksanakan lomba keberhasilan guru dalam
pembelajaran (LKGDP) tingkat nasional yang diselenggarakan oleh direktorat
Profesi Guru. ). PTK adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di
kelasnya sendiri dengan jalan merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan
tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat, namu
banyak guru yang malas untuk meneliti di dalam kelasnya sendiri mereka
menganggap bahwa meneliti itu sulit, sehingga tidak terlihatnya sumbangsi guru
untuk meneliti dan menulis sebuah karya ilmiah yang di selenggrakan oleh
direktorat profesi guru jadi pada masalah ini guru terlihat pasif dan hanya
bertugas untuk mengajar tidaka ada upaya untuk memperbaiki kinerja mereka dalam
melaksanakan pengajaran di dalam kelas.
Problematika
yang kedua adalah masalah kesejahteraan,
sudah ada upaya dari pemerintah untuk mensejahterakan kehidupan guru seperti
adanya program sertifikasi guru, namun program sertifikasi tersebut tidak bisa
di lakukan oleh setiap guru ada beberapa syarat yang harus di penuhi oleh guru,
seperti masa kerja, ataupun ada penelitian penelitian yang harus di lakukan.
Oleh karena hal tersebut masih banyak guru yang belum mendapat kesejahteraan
seperti guru yang belum PNS atau guru honorer, belum mendapat gaji tetap dari
pemerintah, guru honor hanya mendapat gaji dari kebijakan sekolah yang di ambil
dari dana bos, dan jumlahnya sangat kecil, dan kadang sama sekali tidak
mencukupi untuk biaya hidup apalagi yang sudah berkeluarga, besar pengeluaran
dari pada penghasilan. Biar bagaimanapun juga profesi guru adalah pilar
terpenting untuk kemajuan bangsa. Oleh karena itu sudah sepantasnya apabila
profesi ini lebih diperhatikan, terlebih kesejahteraannya. Tetapi, jangan
karena kesejahteraan kurang kemudian kreativitas guru menjadi mati.
Problematika
yang ketiga adalah kurang kreatifnya guru dalam membuat alat peraga atau media
pembelajaran, selama ini banyak guru menganggap bahwa siswa hanya botol kosong
yang harus di isi dengan system transfer ilmu, padahal siswa itu butuh
pengembangan butuh inovasi baru, baik dari ilmu ilmu yang di ajarkan maupun
media pembelajaran yang di gunakan, namun banyak guru yang tidak kreatif dan
malas untuk membuat alat peraga guna mendukung proses belajar mengajar, mereka
hanya memakai system CBSH yaitu catat buku sampai habis, atau hanya melakukan
proses belajar dengan system ceramah, yang kadang kadang membuat siswa menjadi
bosan dan mengantuk, karena siswa tidak menemukan hal hal menarik, atau hal hal
baru di dalam kelas, maka dari itu seharusnya guru lebih kreatif untuk membuat
atau menyediakan alat peraga dan juga media pembelajaran, tentunya dengan
dukungan sekolah dan pemerintah, agar dapat menciptakan suasana kelas yang
menarik, kreatif dan penuh semangat agar dapat menciptakan SDM yang lebih
kreatif dan inovatif.
Problematika yang
keempat adalah ketakutan dan keminderan seorang guru dalam melakukan ekspresi, sebuah contoh bagaimana
seorang guru tidak bisa menunjukan ekspresi yang menarik di dalam kelas, dapat
saya ambil dari pengalaman saya ketika menjadi seorang siswa, dan guru yang
paling paling tidak bisa berekspresi itu guru matematika, biasanya guru matematika itu berekspresi
datar dan bahkan menyeramkan, siswa sering menyebutnya guru killer, bagaimana
siswa bisa enjoy untuk belajar kalau melihat ekspresi gurunya saja sudah takut,
seharusnya guru harus lebih ekspresif namun dalam batas kewajaran karena kalau
lebih bisa dikatakan siswa guru yang terlalu over, guru harusnya tidak boleh
takut dan minder untuk berekspresi untuk menciptakan suasana kelas yang
menyenakan namun tetap serius dalam belajar,agar siswa lebih enjoy dan tertarik
untuk mengikuti proses belajar
Problematika
yang terahir adalah keberanian seorang guru untuk berinovasi, banyak guru yang
takut berinovasi dalam pembelajaran, di karena mungkin karena mengikuti aturan
aturan yang ada baik dari sekolah maupun pemerintah, padahal banyak sekali
mamfaat bila guru mau berinovasi, dengan prinsip pembelajaran inovatif, seorang
guru akan mampu memfasilitasi siswanya untuk mengembangkan diri dan terjun di
tengah masyarakatnya. Hal ini dapat dipahami dengan memerhatikan beberapa
prinsip pembelajaran inovatif, yaitu: pembelajaran bukan pengajaran, guru
sebagai fasilitator bukan instruktur, siswa sebagai subjek bukan objek,
multimedia bukan monomedia, sentuhan manusiawi bukan hewani, pembelajaran induktif bukan deduktif, materi
bermakna bagi siswa bukan sekadar dihafal, keterlibatan siswa partisipasif,bukan
pasif. Dan mereka harus
menyari bahwa perubahan yang keil dapat berdampak besar.
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas mengenai problematika dalam melaksanakan profesi
pendidkan dapat disimpulan bahwa
problematika yang dihadapi oleh guru pada saat sekarang adalah yang pertama kurangnya minat seorang guru untuk
meneliti, kedua kurangnya kesejahteraan seorang guru, ketiga adalah kurang kreatifnya seorang
guru dalam membuat alat peraga ataupun media pembelajaran, dan yang keempat
ketakutan dan keminderan seorang guru
dalam berekspresi serta keberanian seorang guru untuk berinovasi.
Dan untuk
mengatasi problematika guru di atas, diperlukan kerjasama dari kita semua baik
guru sekolah dan pemerintah terutama
pemerintah untuk dapat membantu agar guru mampu meneliti Karenanya guru harus
diberikan bekal agar dapat melakukan sendiri Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dan
juga pemerintah harus lebih mensejahterakan kehidupan guru dengan semakin
meningkatnya kesejahteraan guru, maka akan berimbas kepada peningkatan mutu guru
dan kualitas pendidikan, bagaimanapun juga profesi guru adalah pilar terpenting
untuk kemajuan bangsa. Oleh karena itu sudah sepantasnya apabila profesi ini
lebih diperhatikan terlebih kesejahteraannya pengajarnya. Karena setelah guru
mendapatkan kesejahteraan itu akan menyulut guru untuk kreatif dalam
mengembangkan sendiri media pembelajarannya, untuk meningkatkan kekreatifan
guru bukan hanya karena banyaknya dana, denagan dana yang terbataspun
seharusnya guru bisa lebih kreatif untk membuat alat peraga dan bila itu semua
dapat terwujud, maka kuali tas pendidikan kita pun akan meningkat seperti
memampaatkan lapangan, tumbuh tumbuhan di sekitar sekolah dll, Karena alat
peraga tak harus mahal yang sederhana pun bisa.
Selanjutnya, ketakutan dan keminderan seorang guru dalam melakukan
ekpresi merupakan hal yang harus di tanggulangi dan diatasi, seorang guru sudah
seharusnya untuk yakin bahwa setiap guru tanpa terkecuali dapat berinovasi
dalam pembelajarannya, dan menyakini perubahan perubahan kecil yang di lakukan dapat
menghasilkan suatu perubahan yang besar, serta seorang guru harus terbuka
menerima saran dan kritik dari guru lain. Lebih jauh, keberanian seorang guru
dalam berinovasi, serta merta akan membentuk karakternya menjadi kreatif.
Kemampuan dan kapasitasnya, baik hard skill maupun soft skill, akan terasah
dengan sendirinya. Kekreatifan seorang guru, akan berdampak tidak hanya pada
pola komunikasi pembelajaran, tetapi juga akan membentuk suasana serta atmosfir kelas yang menyenangkan.
Contoh Penerapan Sistem Manajemen K3 di Dunia Industri
CONTOH
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3 DI DUNIA INDUSTRI
Contoh
penerapan SMK3 di dunia Industri di perusahaan perusahaan CSI
Perusahaan-perusahaan
CSI telah berkomitment penuh untuk meningkatkan kinerja keselamatan kerja dalam
perusahaan mereka dan telah mencapai peningkatan yang berarti.Semen adalah salah satu substansi yang paling banyak digunakan di
bumi, membuat semen merupakan
proses enerji dan intensif dalam sumber daya yang membawa akibat terhadap lingkungan lokal
maupun global serta akibat bagi keselamatan &kesehatan.
Penerapan sitem manajemen k3
Persyaratan
umum Sistem Manajemen K3
Ruang lingkup yang tepat dari Sistem Manajemen K3 bervariasi
tergantung pada perusahaan, negara dan faktor lokal lainnya tetapi secara umum
mensyaratkan :
- Adanya suatu
kebijakan K3
- Struktur organisasi
untuk menerapkam kebijakan di atas
- Program implementasi
- Metode untuk
mengevaluasi keberhasilan penerapan dan adanya umpan balik
- Rencana tindakan
perbaikan untuk peningkatan secara berkesinambungan.
Dokumen ILO –OHS 2001 menentukan elemen-elemen ini secara detail.
Tergantung pada tiap Perusahaan untuk mengadaptasinya dalam tujuan K3 korporasi
yang lebih
khusus.
Contoh Sistem Manajemen K3 yang
digunakan di beberapa Perusahaan CSI
Sebagai contoh kebijakan K3 secara umum,
terlampir yang dipergunakan oleh perusahaan CSI.
Kebijakan K3 secara berkelompok mensyaratkan semua Manajer
setempat untuk :
- Mematuhi semua
peraturan K3
- Menyediakan tempat
kerja yang sehat dan aman bagi semua pekerja ( baik
pekerja langsung
maupun tidak langsung)
- Secara terus menerus
meningkatkan praktek K3 industri yang terbaik
Kebijakan K3 group juga mensyaratkan
semua pekerja ( baik langsung maupun tidak
langsung) untuk :
- bekerja dengan cara
yang aman & sehat sebagaimana disyaratkan oleh hukum
dan diperintahkan
oleh Manajemen.
Contoh lain dari kebijakan K3 yang digunakan oleh perusahaan CSI :
Perusahaan menempatkan nilai tertinggi
pada jaminan keselamatan & kesehatan bagi karyawan, sub-kontraktor , pihak
ketiga, dan pengunjung kami. Sekalipun kinerja kami dibandingkan dengan
Perusahaan yang terbaik dalam industri yang sama seperti misalnya industri
pertambangan dan industri berat memperlihatkan bahwa kami belum melaksanakan K3
sebaik yang telah mereka terapkan, kami harus tetap meningkatkannya secara
signifikan. Tujuan kami adalah untuk mencapai nihil kecelakaan yang menyebabkan
kematian atau cacat permanen dan untuk secara substansial mengurangi kecelakaan
yang menyebabkan kehilangan jam kerja (losttime injury).
Beberapa elemen sistem Manajemen K3 yang
digunakan oleh perusahaan CSI lainnya
digambarkan sbb :
Kebijakan Kesehatan & Keselamatan :
Prinsip-prinsip
Panduan :
Semua orang yang bekerja di lokasi
mempunyai hak untuk mendapatkan lingkungan/kondisi kerja yang aman dan sehat
dan mempunyai kewajiban untuk memberikan kontribusi pada kondisi tersebut
dengan berperilaku yang bertanggung jawab. Kami melihat K3 sebagai nilai bisnis
utama yang diintregasikan pada seluruh kinerja bisnis. Setiap cidera atau kasus
sakit akibat hubungan kerja, dapat dihindari dengan sistem kerja , peralatan ,
substansi, training dan supervisi yang tepat. Manajemen K3 yang efektif
mencakup penilaian resiko dari desain lokasi sejak awal - tahap konstruksi,
komisioning dan perencanaan secara keseluruhan dari suatu organisasi dan
pemeliharaannya. Semua kegiatan operasinal kami harus secara
kontinyu meningkatkan kinerja K3.
Peran dan
tanggung jawab utama
Setiap Manager di semua jenjang,
menjamin kesehatan dan keselamatan untuk orang orang yang ada di tempat kerja
di bawah tanggung jawabnya. Manager harus menerapkan kebijakan dan sistem dalam
area kontrol dan pengaruhnya Group Executive/Vice President SDM dari Perusahaan
bertanggung jawab untuk mengkoordinasi dan mengevaluasi kembali secara
keseluruhan kebijakan K3,memberikan rekomendasikan mengenai hal tersebut kepada
Komite Eksekutif.
Semua karyawan memiliki tanggung jawab untuk kesehatan &
keselamatan mereka sendiri dan teman lainnya yang berada dalam
lingkup/terpengaruh oleh tindakan
mereka.
Proses dan
Alat Utama pada tingkat Korporasi
Divisi memiliki suatu sistem Manajemen
K3 untuk memastikan adanya peningkatan kinerja secara berkesinambungan. Hal ini
didasarkan pada kebijakan K3 yang merefleksikan kebijakan korporasi dalam hal
prinsip-prinsipnya, kerangka kerja, tanggung jawab, koordinasi dan pengawasan,
kewajiban ini juga mencakup Unit baru yang bergabung dengan Perusahaan. Sumber
daya tertentu seperti manusia, keuangan di dedikasikan dan di identifikasikan
guna mencapai target.
Analisa Resiko
Proses manajemen dipastikan tersedia
untuk menjamin resiko telah di identifikasikansecara baik, terkontrol dalam
organisasi, dll.
Audit &
Inspeksi Keselamatan
Audit & Inspeksidilaporkan dan
digunakan untuk tindakan korektif dan preventif, yang dikelola dengan cara yang
sama seperti yang dilakukan saat analisa suatu cidera. Inspeksi dan audit ini
dilakukan oleh Manajemen tingkat lini yang dilatih untuk tujuan tersebut,
mencakup juga tingkat Management Atas.
Instruksi,
peraturan dan prosedur
Instruksi, peraturan dan prosedur dibuat
sehingga pekerjaan dapat dilakukan secara aman, tanpa resiko pada kesehatan,
dan sesuai dengan penilaian resiko, akan bersifat :
- Tertulis
- Selalu disesuaikan /
diperbaharui
- Sesuai dengan
peraturan hokum/regulasi
- Realistik
- Diketahui dan
dimengerti oleh semua pihak yang terlibat
- Ditindaklanjuti dan
dihargai
Pelatihan
& Komunikasi
Pelatihan
Rencana dan program yang sesuai harus
dibuat untuk menjamin semua personilmemiliki kompetensi dalam bidang K3, ini
mencakup tersedianya pelatihan dan perlunya pengalaman yang sesuai.
Pelatihan Keselamatan meliputi :
- Pelatihan perilaku
selamat dan mengapa K3 merupakan hal yang penting
- Pelatihan Manajemen K3
- Pelatihan penilaian
resiko
- Pelatihan mengenai
prosedur dan metode
- Pelatihan penggunaan
peralatan kerja
- Pelatihan guna
mendapatkan otorisasi dan lisensi
Ini menyangkut semua personil seperti :
- karyawan baru dan
karyawan tidak tetap
- staff yang telah ada
(penempatan kembali, promosi, transfer, mutasi)
- Manajemen ( audit,
investigasi, tindakan pencegahan, rapat untuk memfasilitasi, dll)
- kontraktor sesuai
keperluan
Semua pelatihan keselamatan terdata,
khususnya pada file pribadi secara rutin harus dikaji ulang.
Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu faktor
penting dari program keselamatan, harus mencakup informasi mengenai program
keselamatan khusus setiap lokasi, umpan balik dalam hal kinerja dan tindakan
yang diambil, mempelajari hal penting guna mencegah kecelakaan.
Pimpinan di seluruh dunia telah
menyadari bahwa sistem keselamatan yang dikelola dengan baik akan memberikan
strategi operasional untuk meningkatkan manajemen secara keseluruhan. Pada
tahun-tahun terakhir organisasi-organisasi utama secara signifikan telah
menemukan bahwa aplikasi dan tehnik manajemen keselamatan bukan hanya
mengurangi cidera dan penyakit namun juga terjadi peningkatan yang dapat terukur
dalam hal efisiensi, kualitas dan
produktifitas. Sebagaimana dijanjikan dalam Agenda tindakan, TF3
saat ini telah membuat draft
study kompilasi mengenai praktek-praktek yang baik/percontohan
dalam bidang K3 di industri semen. Dokumen ini menggariskan bagaimana Manajemen
K3 dapat dan seharusnya dicapai tanpa menjadi beban berlebihan, dokumen ini
memberikan panduan praktis mengenai praktek yang baik dari prosedur keselamatan
dalam industri semen berdasarkan pengalaman yang ada dan berfokus pada kejadian
fatal yang dilaporkan serta hasil investigasi dari penyebab kecelakaan. Secara
bersamaan dokumen ini juga memberikan panduan kesehatan karyawan, berfokus pada
masalah kesehatan yang paling umum dan yang secara khusus berhubungan dengan
penggunaan dari bahan bakar pengganti (AFR). Banyak perusahaan yang tergabung
dalam CSI telah mengimplementasikan panduan ini; walaupun telah diketahui
sebagai suatu kebutuhan, hal ini penting untuk disebarluaskan pada industri
dengan skala yang lebih luas dan stakeholders eksternal.
Contoh Langkah-Langkah Penerapan K3
DAFTAR
ISI
HAL
HALAMAN
JUDUL…………………………….................................. i
DAFTAR
ISI…………………………………………………………... ii
LATAR
BELAKANG………………………………………………… iii
ISI……………………………………………………………………... iv
KESIMPULAN………………………………………………………... v
PERTANYAAN………………………………………………………. vi
JAWABAN…………………………………………………………… vii
ii
LATAR BELAKANG
Dalam
system manajemen penerapan k3 ada beberapa tahapandan langkah-langkah yang harus
di lakukan agar manajemen penerapan k3
dapat berjalan secara efektif, yaitu tahapan persiapan, dan tahap pengembangan
penerapan yang meliputi: menyatakan komitmen,
menetapkan cara penerapan, membentuk kelompok kerja, menetapkan sumber
daya yang di perlukan, kegiatan penyuluhan, peninjauan system, penyusunan
jadwal kegiatan , pengembangan system manajemen k3, penerapan system, proses
sertifikasi.
Sistem manajemen penerapan k3 dalam
perusahaan harus dilakukan oleh manajemen puncak, komitmen manajemen puncak
harus dinyatakan bukan hanya dalam kata-kata tetapi juga harus dengan tindakan
nyata agar dapat diketahui, di pelajari, dihayati, dan di laksanakan oleh
seluruh anggota dan staff karyawan perusahaan.
Untuk itu selama kurang lebih satu
tahun perusahaan harus siap menghadapi gangguan keadaan keuangan pada
perusahaan karena banyaknya waktu yang seharusnya dikonsentrasikan untuk
memproduksi atau beroperasi banyak terserap oleh prosespenerapan ini.
iii
LANGKAH-LANGKAH
PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
System
manajemen Keselamatan dan kesehatan kerja SMK3 mendapat perhatian yang sangat
penting saat ini, karena masih tingginya angka kecelakaan kerja.SMK3 bertujuan
menciptaptakan system Kesematan dan kesehatan kerja di tempat kerja, dengan
menciptakan unsur manajemen, tenaga kerja
kondisi dan lingkungn kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan
mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta terciptanya tempat kerja
yanga aman, efisien dan produktif (Sastro Hadiwiryo, 2002)
Dengan
memperhatikan banyaknya resiko yang di peroleh perusahaan maka mulailah di
terapkan manajemen resiko yang telah menerapkan pola preventif terhadap
kecelakaan yang akan terjadi, manajemen resiko tidak hanya menuntut
keterlibatan pihak manajemen tapi juga komitmen manajemen puncak dan seluruh
pihak yang terkait (Rudiyanto, 2003)
Mengingat
tingginya angka kecelakaan di Indonesia maka pemerintah mengeluarkan UU RI No.
13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, pasal 87 UUtersebut mewajibkan setiap
perusahaan menerapkan SMK3 sebagai bagian dari Manajemen perusahaan, dan bagi
yang tidak menerapkannya akan di beri sanksi. Selain itu telah di keluarkan
pula PERMENAKER No. 05/MEN/1990 tentang Penerapan SMK3 dan audit SMK3.
Pada sebagian besar
perusahaan, penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di dalam perusahaan harus terus di tingkatkan secara terus
menerus dalam pelaksanaanya, sebagai sebuah jaminan bahwa penerapan yang di
lakukan berkontribusi terhadap perkembangan ataupun kemajuan perusahaan dan
juga dapat memperkecil kemungkinan kecelakaan yang bisa terjadi pada para
pekerja atau lebih singkatnya dapat menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja pada
saat bekerja.Oleh karena itu penerapan
k3 di sebuah perusaan memiliki langkah-langkah yang terbagi menjadi dua tahapan.Tahapan
dan langkah-langkahnya adalah.
v . Tahap Persiapan.
Tahap
persiapan merupakan,langkah awal yang harus di lakukan oleh sebuah perusahaan
setelah itu baru di ikuti langkah-langkah lainnya.Dan perusahaan ketika
melakukan tahap-tahap persiapanharus melibatkan sejumlah personelnya untuk
dapat menerapkan tahapan dan langkah-langkahnya. Adapun Tahapan persiapannya
adalah:
·
Komitmen manajemen puncak.
·
Menentukan ruang lingkup
·
Menetapkan cara penerapan
·
Membentuk kelompok penerapan
·
Menetapkan sumber daya yang diperlukan
v Tahap
Pengembangan dan Penerapan.
Pada
tahapan ini berisi langkah-langkah yang harus di dilakukan oleh perusahaan,
untuk dapat melakukan pengembangan dan penerapan k3. Langkah langkahnya adalah:
1
Ø Langkah
1
Menyatakan
Komitmen
Yang
perlu kita garis bawahi adalah Penerapan K3 bukan hanya tanggung jawab Manejemen
K3 saja, tapi juga tanggung jawab semua anggota perusahaan mulai dari Manajemen
puncak sampai karyawan yang memiliki kedudukan rendah di dalam perusahaan itu.
Namun karena Manajemen puncak memiliki kedudukan yang tinggi di dalam
perusahaan maka Manejemenlah yang mengetuai pelaksanaan penerapan K3 serta di
dukung oleh karyawan yang lain, dan berhasil atau tidaknya penerapan tergantung
pada Manajemen. Karena itu lah adanya Komitmen sangat berperan besar pada
persiapan penerapan K3 tanpa adanya Komitmen penerapan K3 tidak akan berjalan
seperti apa yang telah di rencanakan.
Ø Langkah
2.
Menetapkan
Cara Penerapan
Untuk
menetapakan cara penerapan K3, sebuah perusahaan agar lebih bijak dan juga agar
tidak terjadinya kesalahan, perusahaan dapat menggunakan atau mencari orang-orang
yang ahli dan mempunyai banyak pengalaman serta mengerti bagaimana cara-cara
penerapan K3 yang baik dan benar, sehingga dapat mengetahui bagaimana cara yang
paling efektip dalam proses penerapan K3. Adapun penerapannya adalah:
1. Sumberdaya,
struktur organisasi dan pertanggung jawaban
a. Pimpinan
puncak harus menjadi penanggung jawab utama untuk K3 dan system Manajemen K3
b. Pimpinan
puncak harus menunjukan komitmennya
c. Penyedia
jasa harus menentukan tanggung jawab k3
d. Penyedia
jasa dapat memotipasi karyawan di tempat kerja untuk bertanggung jawab terhadap
aspek-aspek k3
2
2. Kompetensi,
pelatihan dan penyuluhan
a. Menjamin
setiap karyawan yang terlibat dalam pekerjaan yang mengandung resiko K3
b. Mengidentifikasi
dan melaksanakan pelatihan K3 dan SMK3 sesuai dengan kebutuhannya
c. Mengevaluasi
keefektifan pemilihan
d. Membuat,
menerapkan dan memelihara prosedur kerja karyawan
e. Prosedur
pelatiahan harus mempertimbangkan perbedaan tingkatan.
Ø Langkah
3
Membentuk Kelompok Kerja Penerapan
Kelompok
kerja, dapat di bentuk dengan mengambil perwakilan darisetiap unit kerja, hal
ini bertujuan agar setiap unit bisa bertanggung jawab terhadap satuan unit
kerjanya. Dalam proses penerapan anggota kelompok kerja memiliki fungsi sebagai
agen dan fasilisator. Karena ketika mereka ingin menerapkan k3 pada anggota
satuan kelompok unitnya , merekalah yang harus terlebih dahulu menerapkannya
karena mereka yang menjadi acuan untuk anggotanya, dan mereka dapat menjelaskan
mamfaat dan konsekuensi yang harus di tanggung.
Ø Langkah
4
Menetapkan
Sumber Daya Yang Diperlukan
Sumber
daya yang di perlukan meliputi:
§ Orang
Orang
pada kata di atas maksudnya adalah sumber daya manusia yang di tetapkan dan
diberi tugas penuh dalam proses penerapan k3.
§ Perlengkapan
Maksud dari
perlengkapan adalah mmenyiapkan fasilitas-fasilitas yang dapat menunjang proses
penerapan baik itu darifasilatas ruangan
ataupun peralatan yang di gunakan.
§ Waktu
Penerapan k3 memerlukan
waktu yang cukup lama , karena untuk menerapkan k3 tak semudah seperti
membalikan telapak tangan, karena banyak pekerjaan yang harus di kerjakan, yang
dapat menguras waktu, dana perusahaan ataupun tenaga sumber daya manusia.
Ø Langkah
5
Kegiatan penyuluhan
Kegiatan penyuluhan pada penerapank3
memiliki beberapa tujuan penting yaitu:
§ Menyamakan
presefsi dan motifasi betapa pentingnya penerapan k3 pada perusahaan
§ Dapat
membangun komitmen kepada seluruh anggota yg ada di perusahaan agar dapat
menerapkan k3 dengan tatacara yg benar dan efektif.
Penerapan
k3 di lakukan dan dilaksanakan oleh seluruh personel perusahaan, oleh karena
itu penyuluhan di lakukan agar semua karyawan ikut serta dalam melaksanakanya.
Ø Langkah
6
Peninjauan
system
Salah satu
fungsi daridi bentuknya kelompok kerja adalah untuk melakukan peninjauan system
, apakah sudah sesuai dengan persyaratan yang ada dalam SMK3. Serta prosedur
dan tatacara penerapannya apakah sudah benar.
Ø Langkah
7
Penyusunan
Jadwal Kegiatan
Penyusunan
jadwal kegiatan harus mempertimbangkan hal hal berikut ini:
§ Ruang
lingkup pekerjaan
§ Kemampuan
wakil manajemen dan kelompok kerja penerapan untuk membagi waktu
Wakil manajemen bukan hanya
mempunyai tugas untuk menerapkan k3, tapi wakil manajemen juga masih mempunyai
tanggung jawab terhadap pekerjaanya pada perusahaan ,dan salah satu dari
keduanya tidak bisa di tinggalkan, karena menjalankan langkah-langkah penerapan
k3 sangat penting, begitu juga pekerjaan di perusahaan sama pentingnya untuk
kelangsungan produksi perusahaan. Maka agar keduanya tidak terbengkalai Wakil
manajemen harus mampu mengatur ataupun
membagi waktu untuk keduanya.
Ø Langkah
8
Pengembangan
Sistem Manajemen
Beberapa kegiatan
yang dapat di lakukan dalam manajemen K3dalam tahap pengembangan sisstem
manajemen K3 adalah:
·
Dokumentasi
Pendokumentasian
merupakan unsur utama setiap satuan system manajemen dan buat sesuai dengan kebutuhan perusahaan ,
perusahaan perusahaan harus dengan jelas menentukan dokumen dan pengendnaga aliannya
yang efektif. Pendokumentasian SMK3 mendukung kesadaran tenagm a kerja dalam rangka mencapai tujuan
k3 dan evaluaasi terhadap system dan kinerja kesehatan dan keselamatan kerja.
·
Pembagian kelompok
·
Penyusunan bagan air
·
Penulisan manual system manajemen k3
·
Prosedur
Ø Langkah
9
Penerapan Sistem
Penerapan system
sudah dapat di laksanaka , setelah satu dokumen telah selesai, tidak harus
menunggu terlebih dahulu dokumen lainnya
selesai, tapi setelah selesainya satu dokumen sudah mencakup satu elemen
standar jadi bisa langsung menerapkan system k3.
Ø Langkah
10
Proses sertifikasi
Proses
sertifikasi dapat di lakukan oleh banyak lembaga system manajemen K3, misalnya
OHSAS 18001:1999. Organisasi bebas menentukan organisasi manapun yang
diinginkan.
6
KESIMPULAN
Setelah
kami mempelajari dan memahami Langkah Langkah Penerapan k3 pada materi di atas,
maka dapat di simpulkan bahwa, langkalangkah penerapan k3 di dalam perusahaan
atau organisasi merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak bisa di
anggap remeh.
Perusahaan
harus menyedikan waktu khusus untuk membentuk dan menyiapkan sturuktur
organisasi untuk mengatur dan menerapkan langkah-langkah penerapan k3, namun
yang perlu di pahami bahwa penerapan k3 bukan hanya harus diterapkan dan
dilakukan oleh manejemen k3 saja tapi juga harus adanya keterlibatan semua
anggota perusahaan, mulai dari manejemen puncak sampai karyawan, semuanya harus
terlibat langsung dan aktif, karena ketika penerapan k3 sudah diterapkan dengan
baik maka keuntungannya bias terjadi pada seluruh aspek baik itu untuk
keuntungan perusahaan maupun untuk
keselamatan dan kesehatan kerja perusahaan.
v
PERTANYAAN
1) Dewi
Sartika, M
Tolong
jelaskan cara cara, menetapkan cara penerapan ?
2) Fiqih
Anugrah
Jelaskan
tahap-tahap pengembanngan K3, yaitu dokumentasi,pembagian kelompok, penyusun
bagan air, penulisan manual system manajemen K3, prosedur dan instruksi kerja ?
3) Nurul
Salamah
Apa
perbedaan dari membentuk kelompok kerja dan pembagian kelompok kerja ?
Dan
Mengapa pembagian kelompok kerja tidak di masukankan ke dalam langkah tiga, yaitu membentuk keompok kerja
penerapan ?
4) Lorentius
Menyatakan
komitmen apakah itu termasuk tahap persiapan atau tahap pengembangan dan
penerapan ?
5) Akbar
Andesta
Bagaimanakah
melakukan peninjauan system yang efektif dan mengapa harus melakukan
peninjauaan system ?
6) Beni
Mengapa,
penerapan system sudah dapat di laksanakan setelah selesai satu dokumen, tidak
harus menunggu semua dokumen selesai ?
vi
JAWABAN
1. Menetapkan
cara penerapan, yaitu dengan cara
-
Menetapkan sumber daya, struktur
organisasi dan pertanggung jawaban
-
Selanjutnaya yaitu dengan kompetensi, pelatihan
dan penyuluhan
-
Perusahaan harus mengikuti angkah
langkah penerapan k3
-
Dan juga bisa memintak bantuan jasa
konsultan agar tau cara penerapan yang baik dan benar
(Jeprian
nosa akbar)
2. Tahap
pengembangan system manajen k3 yaitu
-
Dokumen artinya system manajemen k3 di
dokumenkan atau di arsipkan, setelah itu dapat di berikan kepada karyawan
lainnya agar dapat di pahami dan ikuti.
-
Pembagian kelompok artinya setelah adanya pembentukan kelompok, kelompok
tersebut di bagi-bagi lagi menjadi kelompok-kelompok kecil, yang di wakili oeh
setiap unit kerja.
-
Penyusun bagan air artinya pembagian
struktur manajemen dari puncak sampai ahir atau dari pimpinan puncak sampai
karyawan(di tambahkan oleh Haris Muhamad
Tribakhti)
-
Penulisan manual system manajemen k3
artinya system manajemen k3 di tulis secara manual, agar dapat di pahami dengan
baik.
-
Prosedur artinya susunan atau aturan
system manajeman k3 yang dapat di bentuk oleh kelompok pengembang system
manajemen k3, agar dapat di ikuti oeh karyawan lainnya.
-
Dan instruksi kerja artinya
instruksi(jeprian nosa akbar dan khoirunnisak)
3. Perbedaan
pembentukan kelompok kerja dan pembagian keompok kerja adalah pembentukan
kelompok artinya perusahaan membentuk kelompok kerja agar penerapan langkah-langkah
penerapan k3 dapat berjalan dengan efisien sedangkan pembagian kelompok kerja
artinya setelahdiadakannya pembentukan kelompok kerja , kemudian di bagi bagi
lagi menjadi kelompok kelompok kecil yang di wakili oleh setiap unit, jadi perbedaanya adalah pembentukan kelompok
kerja merupakan bagian umum sedangkan pembagian kelompok merupakan bagian
khusus.
Dan mengapa pembagian keompok kerja tidak di
masukkan pada langkah tiga, itu karena langkah-langkah penerapan k3 sudah
memiliki sturuktur dan setiap langkah langkah memiliki bagian masing masing,
jadi tidak bisa di samakan, karena keduanya sudah ada pada langkah-langkah yang
sudah ditetapkan.(khoirunnisak)
Jawaban tambahan dari kelompok lain
(supriadi) sebelum melakukan pembagian kelompok kita
harus melakukan pembentukan kelompok terlebih dahulu, sesuai dengan aturan yang
ada
(aji purnomo)semua sudah tersusun dalam langkah-langkah
masing- masing, setelah di bentuk kelompok kemudian di kembangkan lagi pada
langkah selanjutnya yaitu dengan cara pembagian kelompok kerja
4. Menyatakan
komitmen termasuk ke dalam tahap pengembangan dan penerapan, karena menyatakan
komitmen prinsip prinsip(yogi herdianto)
5. Cara
melakukan peninjauan system yang efektif yaitu kelompok kerja penerapanyang sudah dibentuk melakukan
pengawasan dan peninjauan apakah system yang sedang berlangsung sudah sesuai
dengan persyaratan yang ada dalam SMK3, peninjauan di lakukan dengan 2 cara
yaitu meninjau dokumen prosedur dan meninjau pelaksanaan. Mengapa harus
melakukan peninjauan system karena peninjauan sytem berguna untuk melihat atau
mengontrol apakah system yang di laksanakan sudah sesuai dengan persyaratan
yang ada serta prosedur dan tata cara
penerapannya apakah sudah benar( yogi herdianto )
6. Mengapa
penerapan system sudah dapat di lakukan setelah satu dokumen selesai tidak
harus menunggu semua dokumen selesai. Itu karena satu dokumen yang telah
selesai sudah mencakup satu elemen dasar, jadi penerapan sudah bisa lakukan
tidak harus menunggu semua dokumen selesai, karena apabila harus menunggu semua
dokumen selesai, itu akan memerlukan waktu yang lama, sedangkan penerapan harus
secepatnya di laksanakan karena hal itu sangat penting bagi
perusahaan.(khoirunnisak)
Jawaban tambahan dari kelompok lain
(Edi pratono) penerapan k3 memerlukan waktu yang
cukup lama, karena penerapan k3 tak semudah seperti kita membalikan telapak
tangan, menyelesaikan satu dokumen saja sudah memerlukan waktu yang cukup lama,
jadi setelah satu dokumen telah selesai maka bisa langsung bisa menerapkannya.
vii
Langganan:
Postingan (Atom)